Teknik Bedah Minor
Flap
-
Insisi linear
ngambil sesuai sulkus, tidak boleh insisi vertikal di palatal (karena ada pembuluh darah)
- Biasanya digunakan pada insisi biopsi, ekstirpasi mukokel, enukleasi kista, operasi sinus dll
- Kedalaman incisi berkaitan dengan batas dasar tempat operasi, tergantung pada operasi yang akan dikerjakan.
- Batas dasar pada jaringan lunak adalah daerah yang normal didasar lesi patologis
- Batas dasar pada kista adalah lokasi dimana kista tersebut melekat
-
Insisi elips
- Biasanya digunakan pada saat akan melakukan open biopsy/ pengambilan tumor epitelial seperti fibroma, papiloma, lipoma dll
-
Insisi serkuler
- Digunakan pada saat melakukan operasi marsupialisasi mandibula
-
Insisi marginal/ sulkuler
- Insisi flap paling sederhana yg sering dilakukan di bedah mulut
- Bentuknya berupa garis lurus yg ditarik pada sepanjang gingival margin bagian bukal/labial atau lingual/palatal, memotong serabut periodontal & papila interdental.
- Syarat utama untuk jenis insisi marginal ini adalah gusi & periodontal dalam keadaan sehat.
-
Insisi angular
dasar lebih lebar→ u/ supply darah
- Sayatan minimal dapat dibuat di sisi mesial atau distal sesuai keperluan, yg dimulai dari ujung insisi marginal menuju ke arah forniks (mukobukal/labial fold), membentuk sudut + 120° dgn insisi marginal.
- Flap angular yang diperoleh dari insisi angular.
- Flap jenis ini sering digunakan utk odontektomi gigi molar bungsu rahang bawah.
- Flap angular hanya dilakukan di bagian bukal ataun labial.
- Kontra indikasi utk bagian lingual atau palatal, karena resiko terpotongnya arteri, vena & saraf penting.
-
Insisi trapezoid
- Insisi trapezoid atau sayatan trapezium adalah insisi marginal yg dikombinasikan dgn 2 insisi oblique pada kedua ujungnya.
- Sering digunakan pada bagian anterior maksila & mandibula, seperti pada ekstirpasi kista, apikoektomi, apeks reseksi, odontektomi gigi premolar, kaninus, insisif & gigi supernumerary.
-
Insisi U Shaped
- Insisi dilakukan berbentuk huruf “U” pada jarak yg cukup dari gingival margin dgn maksud agar tidak merusak suplay darah gingiva & membran periodontal.
- Flap “U” juga hanya diindikasikan untuk bagian anterior maksila & mandibula.
- Sering digunakan untuk apikoektomi, apeks reseksi & pengambilan ujung akar yang patah.
-
Insisi semilunar
- Merupakan insisi berbentuk melengkung setengah lingkaran atau sering disebut insisi semilunar atau semisirkuler.
- Insisi semilunar dibuat untuk keperluan bedah yg membutuhkan lapangan operasi tidak terlalu luas dan hanya pada bagian bukal/ labial, kadang dilakukan di bagian median palatal.
- Indikasi utk apikoektomi / apek reseksi
Pembuatan Flap Mukoperiosteal
-
Desain
- flap> cavity tulang
- Dasar flap > marginal
- Flap > cavity tulang
- Flap cukup lebar
-
Insisi
- Sampai daerah tulang
- Blade tajam
- Irisan dengan “satu gerakan”
- Dimulai dari interdental papilla crest
-
Pemasangan blade
- Menyiapkan alat insisi : handle scalpel, blade no. 15, pinset chirurgis dan rasparatorium
- Membuka blade no 15 dari wadahnya
- Mengambil menggunakan klem note : jangan menyentuh bagian yang tajam blade
- Menjepit punggung blade dengan klem lurus
- PENTING jangan menyentuh bagian yang tajam blade
- Memasukkan lubang di blade ke sela-sela handle scalpel
- Sisi miring blade sejajar dengan sisi miring handle scalpel
- Scalpel dipegang seperti memegang pena (pens grap) dengan menggunakan jari I, II dan III.
- Tekanan difokuskan pada sisi blade sesuai desain dan kebutuhan
-
Prinsip insisi blade
- Insisi tegak lurus
- Gerakan tidak putus-putus, sampai tandas tulang
- Dasar flap lebih lebar dari tepi bebas
-
Tahapan
- Dilakukan pemisahan flap dengan tulang menggunakan rasparatorium dengan sisi tajam rasparatorium menghadap ke tulang
- Sebagian flap yang sudah terlepas dipegang dengan pinset chirurgis
- Setelah selesai menggunakan blade, cara melepasnya adalah dengan menjepit bagian belakang blade dengan klem kemudian diangkat sedikit lalu di dorong kedepan
-
Macam Suturing
-
Simple interupted suture/ Jahitan Simpul Tunggal
bisa disemua jaringan (subkutis, kutis, otot)
- Jahitan yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi
-
Matras horizontal
- Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama
- Memberikan hasil jahitan yang kuat.
- Panduan : arah benang yang ada diluar sejajar dengan garis inisisi
-
Matras vertikal
- Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka.
- Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi- tepi luka oleh jahitan ini.
- Panduan : arah benang yang ada diluar tegak lurus dengan garis inisisi
-
Simple continuous
- Sering disebut doorloven.
- Simpul hanya pada ujung- ujung jahitan., jadi hanya ada dua simpul
- Bila salah satu terbuka maka jahitan ini akan terbuka seluruhnya.
- Jahitan ini jarang dipakai untuk menjahit kulit. Secara kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus.
- Jahitan kontinu dapat dilakukan lebih cepat dari jahitan terputus.
-
Figure of eight
tujuan: mendekatkan luka di soket→ ada tulang shg ga bisa spt kulit
- Merupakan jahitan situasional untuk kasus-kasus yang membutuhkan penahan sementara.
- Harus dipastikan posisi silang ada diluar soket, apabila posisi silang ada didalam soket, maka debris akan ikut masuk kedalam soket.
-
-
Fungsi suturing
-
Menahan jaringan lunak pada tempatnya
-
Mencegah perdarahan post op.
-
Membantu pembentukan blood cloth 🡪 sakit menurun
-
Mencegah masuknya makanan
-
Peringatan
INGAT !!
Jangan terlalu
- Rapat 🡪 exudat tidak dapat keluar
- Kencang 🡪 ischemic/robek
-
-
Simple interupted suture di insisi linear
-
Persiapan alat dan bahan
- Needle holder
- Pinset chirurgis
- Gunting benang
- Klem
- Jarum jahit 1/2 circle
- Benang silk 3.0
-
Tahapan
-
Jarum dipegang dengan needle holder pada 1/3 belakang
-
Benang dimasukkan ke dalam bagian belakang jarum dengan memutar terlebih dahulu benang pada needle holder ditahan oleh ibu jari tangan kiri agar tegang
-
Needle holder dipegang oleh jari ke I dan IV seperti tampak pada gambar,
- Jari II dan III digunakan sebagai stabilisator
-
Melakukan penusukan jarum secara tegak lurus pada sisi flap dengan jarak antara setengah sekitar 0,5-1 cm dari tepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya
-
Memegang flap harus dengan pinset chirurgis
-
Dilanjutkan penusukan jarum secara tegak lurus pada sisi yang stabil dengan jarak antara setengah sekitar 0,5-1 cm dari tepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya dibantu pinset chirurgis
-
Lakukan suturing simple interrupted
-
Sisi benang yang terdapat jarum diputar 1x kedepan needle holder, kemudian beak needle holder menjepit benang yang bebas, selanjutnya benang ditarik hingga membentuk simpul (1)
-
Selanjutnya sisi benang yang terdapat jarum diputar 1x kebelakang needle holder, kemudian beak needle holder menjepit benang yang bebas, kemudian benang ditarik hingga membentuk simpul (2)
-
Buat sekali lagi simpul dengan arah kebalikan dari sebelumnya, sehingga terdapat 3x simpul
sekarang: atraumatic
-
-
Kerapian suturing
- Jarak simpul satu dengan yang lain harus simetris
- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
- Benang dipotong kurang lebih 0,5 cm- 1 cm dari pangkal simpul
-
-
Alternatif needle
autramatic needle
-
-
Suturing pada flap lebar
Pada flap yang lebar lakukan suturing bagian tengah dahulu kemudian dibagi sama rata pada sisi sampingnya
-
Melepas jahitan/ Aff hecting
klo lebih lama→ lengket
- Bila luka sudah kuat dan sembuh primer
- Penjahitan pada kulit biasanya dilepas dalam 5 hari, pada intraoral 7-10 hari
- Irigasi terlebih dahulu simpul jahitan dengan normal saline (NaCl) dan hidrogen peroksida (H2O2) secara bergantian untuk menghilangkan debris yang menempel pada benang
- Pegang salah satu ujung jahitan dengan pinset lalu gunting salah satu ujung jahitan sedekat mungkin dengan kulit dimana jahitan berada
- Dengan hati-hati tarik benang jahit melalui ujung lainnya dengan pinset
Alveolektomi
- Alveolektomi
-
Definisi
Alveolektomi merupakan salah satu tindakan bedah preprostetik dimana tindakannya adalah mereduksi atau mengambil sebagian processus alveolaris yang mengalami penonjolan , misalnya kasus eksostosis (penonjolan tulang) atau torus.
-
Tahapan
-
Membuat insisi linear tandas tulang yang menghasilkan expose tulang.
-
Insisi dilakukan diatas tulang sehat dan bukan diatas torus sesuai prinsip insisi flap
-
Memisahkan lapisan mucoperiosteum dari tulang menggunakan rasparatorium
-
Lakukan pengurangan massa tulang dengan bur tulang dan teririgasi
-
Pengurangan tulang juga dapat dilakukan dengan menggunakan bone file dengan gerakan yang sama, searah sudut tajam bone file.
-
Lakukan pengurangan hingga sedatar tulang normal disekitarnya
-
Rasakan juga apakah sudah halus atau belum
-
Bersihkan serpihan tulang menggunakan cairan irigasi
-
Setelah bagian tulang selesai, lapisan mucoperiosteum dikembalikan ditempatnya, dapat digunting, dirapikan, disesuaikan dengan dasar tulang yang baru
-
Dilakukan penjahitan dengan menyesuaikan flap yang sudah dibuat
-
-
Alat
bonefile
-
Bagian mana yang dikurangi?
-
Separasi Gigi
- Separasi gigi 36
Post a Comment