Prinsip desain Gigi Tiruan Lepasan (GTL)

shape image

Prinsip desain Gigi Tiruan Lepasan (GTL)

  • Terminologi

    • COMPLETE DENTURE DENTURE = GIGI TIRUAN LENGKAP
    1. the replacement of the natural teeth in the arch and their associated parts by artificial substitutes;
    2. the art and science of the restoration of an edentulous mouth
  • Komponen

    1. Denture Base: rests on the foundation areas and to which teeth are attached

    2. Denture Flange: the extensions of the denture on both lingual and buccal sides

    3. Artificial Teeth

    4. Denture Borders: the limit or boundary or circumferential margin of a denture base

      Untitled

      Untitled

  • Permukaan

    • occlusal surface

      • surface where the artificial teeth are arranged
    • polished surface

      • surface not comprised of the aforementioned two surfaces.

      harus dihaluskan agar mengkilat

    • impression surface

      • formed via the impression and is in contact with the tissue

      saat try in dan insersi, permukaan cetak GTL harus halus

      Untitled

  • Contoh kasus

    Flabby RA, atrofi RB

    3,5-5 tahun waktunya diganti

    Untitled

    overclosure, otot tidak tersangga (kiri

    overclosure, otot tidak tersangga (kiri

Prinsip

Support

  • Definisi

    • area fondasi dental prosthesis dilekatkan
    • merupakan area dimana gigi tiruan melekat (denture-bearing area), terdiri dari jaringan keras dan lunak yang mampu menahan daya/kekuatan saat gigi tiruan berfungsi (mis. mastikasi, bicara).
    • Support berperan untuk menahan GT tidak bergerak menuju rahang ataupun menekan rahang.
    • Semakin luas sayap GT maka semakin baik support yang didapat GT.
  • faktor

    support yang adekuat terpenuhi apabila:

    • basis gigi tiruan diperluas hingga menutupi seluruh permukaan denture-bearing area

      tetapi tanpa menghimpit mukosa bergerak/ limiting

    • Saat GT berfungsi

      • beban diterima oleh jaringan yang paling mampu untuk menahan resorpsi
      • jaringan yang paling mampu menahan terlepasnya GT ke arah vertikal harus berkontak dengan basis GT
    • bila perlu dilakukan modifikasi GT untuk menkompensasi variasi resiliensi/ tahanan jaringan penyangga

  • Prinsip snow shoe

    • Prinsip ini berdasarkan pada distribusi beban seluas mungkin pada denture bearing area untuk support → snow shoe

    • Ketika menerima beban oklusal yang konstan, maka denture-bearing area yang luas akan

      • mengurangi stress yang diterima oleh per unit area di bawah basis GT,
      • mengurangi pergerakan jaringan dan
      • pergerakan basis GT.

      Untitled

  • Support for complete denture

    • Support GT dicapai melalui
      • prosedur mencetak untuk mendapatkan hasil cetakan yang detail dan akurat,
      • agar dapat membantu memberikan perluasan dan distribusi beban pada jaringan penyangga GT secara optimal.
    • Untuk jangka panjang, support GT dicapai melalui distribusi beban oklusal secara merata pada jaringan yang paling mampu menahan resorpsi dan mencegah perubahan ketika terjadi proses remodelling.
    • Support terhadap GT berkurang bila prosesus alveolaris:
      • kecil (flat ridge)→ tidak mampu menahan pergerakan horisontal

        atrophy residual ridge

      • kenyal dan mudah bergerak (fibrous/flabby ridge) → GT mudah bergerak saat berfungsi

        fibrous posterior mandibular ridge

        Untitled

Retensi

  • Definisi

    • “Retensi” merupakan kemampuan gigi tiruan untuk melawan kekuatan (vertical displacement/vertical dislodging) yang dapat melepas gigi tiruan dari rongga mulut.
  • Retentive force on denture space

    Kekuatan retentif yang menahan GT agar tidak terungkit dari jaringan/mukosa pendukung, bekerja melalui 3 permukaan GT, yaitu :

    • Permukaan Oklusal

      bagian permukaan GT yang berkontak dengan permukaan GT lawan atau gigi asli

      Untitled

    • Permukaan Poles

      bagian permukaan GT yang terbentang dari tepi GT ke permukaan oklusal (termasuk permukaan palatal-bukal dan lingual GT) dan berkontak dengan bibir, pipi dan lidah

      Untitled

    • Permukaan Cetakan

      bagian dari permukaan GT yang konturnya ditentukan oleh cetakan, mencakup tepi GT yg terbentang ke permukaan poles.

      Untitled

  • Kekuatan retentif yg bekerja pada GT

    • Muscular forces.

      • Kekuatan ini berasal dari otot bibir, pipi dan lidah yang menekan permukaan poles GT serta dari otot-otot mastikasi yang secara tidak langsung menekan permukaan oklusal.
      • Masa anak2
        • Saat masa kanak-kanak, kekuatan yang berasal dari otot pipi, lidah dan bibir secara signifikan mempengaruhi posisi gigi yang erupsi, bentuk lengkung rahang dan oklusinya.
        • Umumnya aktivitas otot dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sejak masa kanak-kanak, terus berlanjut sepanjang hidup individu tersebut walaupun kehilangan gigi geliginya. Oleh karena itu, sebaiknya gigi-gigi artifisial diletakkan pada posisi yang tidak menghalangi aktivitas otot-otot tersebut.
        • Pasien yang sukses beradaptasi dengan GTnya dikarenakan pasien tersebut telah mampu beradaptasi dan belajar mengontrol aktivitas otot bibir, pipi dan lidahnya terhadap GT.
        • tekanan otot-otot mastikasi yang bekerja pada seluruh permukaan oklusal
        • tekanan otot-otot bibir, pipi dan lidah yang bekerja pada seluruh permukaan poles
        • tekanan fisik yang bekerja pada seluruh permukaan cetakan
      • Faktor keberhasilan pasien mengontrol aktivitas dan kekuatan otot terhadap GTnya
        • Desain gigi tiruan

          • Saat mastikasi, otot pipi-lidah-bibir mengontrol bolus makanan, menggerakkannya di dalam rongga mulut dan menempatkannya di antara permukaan oklusal gigi geligi.
          • Untuk melakukan aktivitas tersebut, otot pipi-lidah bibir menekan permukaan poles GT.
            • Jika permukaan poles dibentuk dengan permukaan bukal dan lingual konvergen ke arah oklusal, maka kekuatan otot akan menempatkan GT pada mukosa penyangganya.
            • Permukaan poles yang tidak dibentuk dengan baik akan memicu kekuatan otot untuk melepas GT dari basal-seat area.

          Untitled

        • Kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan GT

          • tergantung pada usia biologis pasien.
            • Semakin lansia pasien maka semakin lama periode pembelajaran adaptasi pasien terhadap GT.
            • Pada kasus yang ekstrim, terkadang pasien lansia tidak mampu beradaptasi dengan GT nya sehingga perawatannya gagal walaupun secara teknis, GT nya baik. Oleh karena itu penggantian GT untuk pasien lansia sebaiknya dibuat menyerupai GT lamanya.
          • Kontrol otot-otot terhadap GT terlihat saat pasien menggigit atau mengunyah dengan gigi gigi anterior.
            • Kekuatan tersebut cenderung akan mengungkit GT RA sehingga tepi posterior GT RA akan jatuh atau terlepas.
            • Gerakan ini biasanya ditahan oleh dorsum lidah yang akan menekan basis GT dan menempatkannya kembali ke basal seat.
            • Pada pasien yang mengeluhkan kesulitan saat mengunyah dengan GT (sedangkan GT dalam kondisi baik), harus diperiksa apakah ada kontrol lidah pasien saat pengunyahan. Bila tidak ada kontrol lidah, maka pasien perlu diedukasi dan dilatih mengontrol gerakan lidahnya (Basker & Watson, 1991)

          Untitled

    • Physical forces.

      • Tergantung dari lapisan saliva yang berada di antara basis GT dan mukosa penyangga.
      • Kekuatan fisik bekerja di antara permukaan cetak dan mukosa penyangganya, serta tergantung pada kerapatan/pengap (seal) antara mukosa dengan tepi GT serta kesesuaian ukuran GT terhadap basal-seat area.
  • Faktor mempengaruhi retensi GT (Grant & Johnston; 1994)

    • Anatomical

      • Luas denture-bearing area

        Semakin luas denture-bearing area maka retensi semakin baik. Perluasan basis gigi tiruan harus sesuai dengan anatomical landmark yang membatasinya.

      • Hubungan antara basis GT dengan denture-bearing area

        Jika jaringan penyangga berubah posisi saat dicetak, akan mempengaruhi bentuk permukaan basis GT karena ketika jaringan penyangga tersebut kembali ke posisinya saat GT digunakan maka GT akan terlepas dan kehilangan retensi.

      • Kualitas denture bearing area

        Ukuran rahang yang kecil, ridge alveolar yang datar akan menurunkan retensi GT.

    • Physical

      • Kontribusi kekuatan/tekanan fisik yang berpengaruh pada retensi GT sangat tergantung pada perlekatan film saliva yang berada dan membasahi kedua permukaan di antara GT dan mukosa pendukung.
        • Tekanan ini bekerja pada permukaan cetak GT dan mukosa pendukung dibawahnya sehingga besarnya tergantung pada kerapatan/seal antara mukosa dengan tepi basis GT serta keakuratan perlekatan (fit) basis GT terhadap mukosa pendukungnya. (Basker & Davenport, 1994)
      • Faktor mempengaruhi kekuatan/tekanan fisik terhadap GT:
        • Adhesion

          • Definisi

            merupakan kekuatan tarik menarik antara molekul- molekul yang berbeda (mis. saliva dg basis GT resin akrilik; saliva dengan mukosa rongga mulut).

            Untitled

          • Adhesi meningkatkan kekuatan retensi pada tegangan permukaan yang saling berhadapan.

            • Retensi yang dihasilkan dari kerja adhesi sesuai dengan luas area yang menyangga gigi tiruan. Luas area penyangga GT RB lebih sedikit dibandingkan GT RA, sehingga kekuatan adhesi dan retensinya lebih rendah.
            • Kemampuan dan karakteristik pembasahan (wetability) yang terjadi antara saliva - mukosa rongga mulut – saliva basis GT akan menentukan efektivitas adhesi saliva terhadap basis GT. Pada umumnya, material basis GT non-metal sangat efektif bila dibasahi oleh saliva.
            • IONIC FORCES : Salivary glycoproteins → Acrylic resin in denture base, surface epithelium of the mucous membrane
          • Kasus Xerostomia

            • Adhesi antara basis GT dan mukosa mulut yang kering → tidak efektif
            • Terjadi abrasi mukosa dan laserasi.
            • Diatasi dengan penggunaan:
              • Ethanol free rinse with aloe or lanolin
              • Saliva substitute with carboxymethylcellulose/ mammalian mucin
        • Cohesion

          • definisi

            merupakan kekuatan tarik menarik antara molekul- molekul yang sama.

            Untitled

          • Kohesi yang terjadi pada cairan (mis.saliva) akan mempertahankan integritas cairan tersebut (keutuhan film saliva) selama cairan tersebut mengalir atau tidak.

            • Saliva normal tidak kohesif, sehingga umumnya kekuatan retensi permukaan GT terhadap mukosa didapat dari adhesi dan modifikasi saliva (penggunaan denture adhesive).
            • Saliva yang kental → kohesi baik, retensi GT buruk.
            • Adhesi dan Kohesi → membentuk rantai kekuatan yg menahan GT tetap pada posisinya

          Untitled

        • Surface Tension

          • Definisi

            = Tegangan Permukaan

            • Merupakan kemampuan untuk menahan terpisahnya dua permukaan yang sejajar, yang di antaranya terdapat selapis cairan.
            • Kemampuan ini sangat tergantung pada kemampuan cairan untuk membasahi seluruh permukaan di sekeliling material GT (wettability).

            Untitled

          • Timbul akibat daya kohesi yang bekerja pada pemukaan suatu cairan

            hingga terbentuk lapisan (meniscus) yang cekung pada permukaan saliva di bagian tepi GT dan → tekanan di dalam cairan lebih kecil dibandingkan medium di sekitarnya →terjadi perbedaan tekanan antara film saliva dan udara (intra oral) → GT retentif.

          • Jika daerah sekitar GT memiliki tegangan permukaan yang rendah (umumnya dialami oleh mukosa rongga mulut)

            • maka cairan akan memaksimalkan kontaknya dengan material GT dengan cara mengalirkan selapis tipis cairan untuk membasahi seluruh permukaannya → GT retentif.
            • Jika daerah sekitar GT memiliki tegangan permukaan yang tinggi maka cairan akan meminimalkan kontaknya dengan material GT sehingga membentuk bentukan gelembung yang melekat pada permukaan material GT → diskontinuitas saliva.
            • Pada umumnya, material basis GT memiliki tegangan permukaan yang lebih tinggi dibandingkan mukosa oral akan tetapi ketika basis GT dilapisi oleh pelikel saliva maka tegangan permukaan tersebut akan menurun sehingga memaksimalkan perlekatan antara permukaan basis dan cairan.
          • CAPILLARITY

            • Definisi
              • “That quality or state, because of surface tension causes elevation or depression of the surface of a liquid that is in contact with a solid” – The Glossary of Prosthodontics, 2005
              • Kapilaritas adalah kemampuan yang menyebabkan cairan untuk naik dalam tuba kapiler karena pada kondisi ini cairan akan berkontak maksimal dengan dinding-dinding tuba kapiler.
            • Ketika adaptasi basis GT pada mukosa mulut adekuat (rapat), ruang yang terisi oleh selapis tipis saliva akan bertindak seperti tuba kapiler dimana cairan akan meningkatkan kontaknya dengan permukaan GT dan mukosa mulut→ retensi GT dibantu oleh kapilaritas.
        • Atmospheric Pressure

          • Menahan gigi tiruan untuk tetap berada pada basal-seat area melalui kekuatan yang tegak lurus menekan basal- seat area sehingga tekanan antara GT dan basal-seat area menurun hingga dibawah tekanan ambient (yaitu tekanan di sekeliling medium, mis. udara atau cairan yang berkontak dengan obyek).

            Untitled

          • Retensi dapat terjadi bila terdapat perbedaan tekanan atmosfer →di bawah basis GT tekanannya rendah →vacuum.

            • Untuk mencapai kondisi ini, digunakan suatu alat tambahan (mis. rubber suction disc pada palatum keras) yang menekan jaringan lunak selama beberapa waktu tetapi berakibat mengganggu kesehatan jaringan lunak dibawah tekanan tersebut.

            Untitled

          • Untuk terjadi vacuum, maka kerapatan seal harus dipertahankan untuk mendapatkan tekanan atmosfer yang rendah di bawah basis GT. Pada kondisi normal atau saat jaringan beristirahat, keadaan tersebut sulit dilakukan oleh karena itu tidak terjadi perbedaan tekanan maupun tekanan -atmosfer yang membantu retensi GT (Darvell & Clark, 2000)

            Untitled

        • Gravity

          • Terkait dengan berat/volume GT. Pada RA, bila GT ringan maka gaya gravitasi yg menarik GT ke bawah kecil.

          • Akan tetapi pada RB, penambahan berat justru akan membantu GT utk tetap berada di tempatnya.

            • Namun perlu ada perhatian lebih bila dilakukan penambahan beban → harus tetap dapat ditoleransi oleh kondisi fisiologis pasien agar tidak terjadi muscular fatigue atau resorpsi tulang yg cepat.

            Untitled

        • Magnetic forces

          • Digunakan utk menstabilkan GT.
          • Cara ini efektif pada desain Overlay Denture dimana magnet melekat pada gigi abutment dan basis GT sehingga terjadi daya tarik menarik antara kutub magnet yang membantu retensi dan stabilitas GT.

          Untitled

    • Mechanical

      • Undercut, arah pasang rotasional dan kesejajaran dinding-dinding

        • Undercut tulang (eksostosis) yang prominen tertutupi oleh lapisan epitelium yang tipis, akan mengganggu retensi GT.
        • Undercut pada tuberositas sisi lateral, area premolar RA. area distolingual dan bagian tengah sisi lingual mandibula dapat membantu retensi GT.
        • Ridge alveolar yang prominen dengan dinding bukal dan lingual yang paralel menambah retensi GT karena denture- bearing area semakin luas dan memaksimalkan tegangan permukaannya.
        • Ridge alveolar yang prominen mampu menahan pergerakan GT dengan cara membatasi arah gerakan yang dapat melepas GT.

        Untitled

      • Retensi tambahan melalui penggunaan denture adhesives

        • Denture adhesives merupakan material yang digunakan untuk melekatkan basis GT pada mukosa rongga mulut.
        • Survey konsumen (USA): hampir 33% pengguna GT memakai denture adhesives. Oleh karena itu perlu:
          • KIE pada pasien tentang penggunaan, manfaat dan kerugian denture adhesive
          • Identifikasi pasien yang membutuhkan denture adhesive untuk keberhasilan penggunaan GT nya.
        • Denture adhesives meningkatkan viskositas saliva ketika material ini tercampur dan saat berada dibawah tekanan, material ini mengembang karena absorbsi cairan dan mengalir di antara basis GT – mukosa penyangga.
        • Denture adhesives terbuat dari material yang mudah larut dalam air (gums-based adhesive: karaya, tragacanth, xanthan, acacia), terutama ketika pasien mengkonsumsi minuman panas sehingga mudah terlepas dari basis GT. Sifat kohesi kurang tetapi adhesi baik antara basis GT – mukosa penyangga.
    • Physiological

      • Kualitas dan Viskositas Saliva
        • Apabila GT ditarik menjauh dari mukosa maka saliva akan mengalir ke dalam ruangan yang terbentuk di bawah GT, akan terjadi kekuatan yang menahan GT untuk tidak terlepas, sebagai hasil perlawanan terhadap aliran saliva (disebabkan karakteristik kekentalan saliva) serta besar/ukuran saluran yg dilaluinya saat mengalir.

          Untitled

        • Apabila sayap GT terlampau tipis maka akan terbentuk saluran aliran saliva bagian bukal yang lebar →pemampatan mukosa bukal tdk akan terjadi → saliva dan udara akan segera tertarik ke arah permukaan cetak saat GT bergerak → retensi kurang.

          Untitled

    • Oral and Facial Musculature

      • Posisi gigi geligi artifisial terletak pada neutral zone

        Jika gigi-gigi artifisial posterior diposisikan bergeser ke arah bukolingual maka aktivitas pipi dan lidah cenderung akan melepas gigi tiruan.

      • Permukaan poles gigi tiruan dibentuk dengan baik

        Permukaan gigi tiruan dibentuk dan dipoles agar aktivitas pipi dan lidah membantu gigi tiruan untuk tetap berada di basal-seat area dan tidak melepasnya.

        Untitled

      • Bentuk sayap bukal dan lingual disesuaikan dengan bentuk otot-otot yang bekerja pada gigi tiruan agar dapat memperkuat kerapatan tepi.

        • Jika sayap bukal GT RA konvergen terhadap bidang oklusal maka kontraksi otot buccinator akan menempatkan GT pada basal seat area.
        • Permukaan sayap lingual dibuat konvergensinya mengarah ke tengah dasar mulut agar lidah dapat diposisikan terletak di antaranya dan memberikan kerapatan tepi yang baik pada basis lingual GT.

        Untitled

      • Dasar lidah dipandu penempatannya di atas sayap lingual GT oleh sisi sayap lingual paling distal yang berada di lateral ramus mandibula. Bagian GT ini juga memastikan adanya kerapatan tepi pada bagian posterior GT mandibula.

        Untitled

      • Pada beberapa kasus yang sifatnya emergensi lidah digunakan sebagai alat retensi → dapat membantu memposisikan GT ke basal-seat bila terlepas dari rongga mulut terutama saat mengunyah dengan gigi anterior, dimana bagian posterior lidah terangkat dan menekan tepi distal GT RB.

      • Basis GT diperluas untuk menutupi seluruh basal-seat area semaksimal mungkin, tanpa mengganggu kesehatan dan fungsi struktur jaringan di sekitar GT.

      • Bidang oklusal GT sejajar dengan bidang oklusal maksila dan mandibula pasien.

      • Lengkung gigi artifisial berada di neutral zone.

    • Psychological effects and patient’s tolerance

Stability

  • Definisi

    • “the quality of a prosthesis to be FIRM,STEADY or CONSTANT, to RESIST DISPLACEMENT (HORIZONTAL FORCES: lateral or anteroposterior) BY FUNCTIONAL STRESSES” Watt & MacGregor, 1976
    • Stabilitas adalah kemampuan gigi tiruan untuk tetap melekat dengan baik,mampu menahan kekuatan (lateral/horisontal forces) yang dapat melepas gigi tiruan akibat stres/beban saat gigi tiruan berfungsi

    Untitled

  • Stabilitas GTL

    Retentive forces > Displacing forces + Adequate Suppott = Stability

    Force > Retention= Instability

    Force < Retention= Stability

    • Gigi tiruan yang stabil adalah GT yg selama berfungsi hanya sedikit bergerak terhadap jaringan penyangga dibawahnya.
    • Stabilitas gigi tiruan didapatkan apabila kekuatan retentif yang bekerja pada GT lebih besar dari kekuatan yang melepaskan/menggerakkan GT dalam rongga mulut, ditambah dengan dukungan/support jaringan penyangga yang cukup. (Basker & Davenport, 1992)
  • Faktor mempengaruhi stabilitas GT

    • Hubungan antara basis GT terhadap jaringan penyangganya (Support).

      • Anatomi Residual Ridge

        • Tinggi dan bentuk residual ridge yang bervariasi mempengaruhi stabilitas GT.

        • Bentuk dan ukuran residual ridge yang besar, persegi dan luas mampu memberikan ketahanan terhadap beban lateral dibandingkan residual ridge yang kecil, sempit dan tapered.

          Untitled

          Untitled

        • Tonjolan tulang yang membulat pada residual ridge juga menambah stabilitas GT.

        Untitled

      • Bentuk palatum keras

        • Flat (datar)

          mampu menahan daya vertikal tetapi GT mudah terlepas akibat daya lateral.

        • Rounded (membulat) dan U-shaped

          menahan daya vertikal dan lateral dengan baik

        • V-shaped atau knife edge

          retensi dan stabilitas GT buruk

      • Kualitas jaringan lunak yang melapisi residual ridge

        • Perluasan tepi GT yang adekuat (meskipun dibatasi oleh mukosa bergerak) mengakibatkan terbentuknya kerapatan (seal) tepi GT dan perluasan area penyangga GT yang optimal, memberikan kontak yang maksimal antara basis GT dengan lereng ridge di labial dan lingual.
        • Kondisi jaringan lunak yang berada di bawah basis GT, menentukan ketahanan jaringan penyangga GT terhdap beban. mis. area lereng palatum RA mampu menahan daya yang bekerja pada basis GT; lereng labial RA dan lingual RB kurang efektif menahan beban karena tipisnya mukosa yang melapisi ridge.
      • Stabilitas GT tercapai bila seluruh jaringan penyangga yang mampu menahan daya horisontal tercetak dengan akurat dan teradaptasikan pada pemukaan basis GT

        Residual ridge yang ideal untuk stabilitas GT adalah jaringan lunak dengan sub-mucosa adekuat. Pada kondisi flabby tissue yang memiliki sub-mucosa berlebihan akan memberikan stabilitas yang buruk bagi GT.

        Untitled

      • Anatomy Prognosis

        Factors Best prognosis Worst prognosis
        Ridge form Broad, U-shaped or flat Deep, V-shaped vault
        Vestibular extension Resilient, displaceable mucosa with depth Taut, tense, shallow vestibule
        Denture-bearin tissues Firm, definite cushion of sub-mucosa Thin, inelastic mucosa
        Buccal shelf supporting area Flat and broad Sloping, narrow
        Tongue position Normal Retracted
        Tissue tonicity Cheek and lip tissue full and resilient Cheek and lip tissue tense and taut
        Denture-bearing tissue Firm, connective tissue, support Movable tissue or thin, inelastic mucosa
    • Hubungan antara permukaan eksternal dan tepi GT terhadap otot-otot orofasial di sekelilingnya (Muscle balances).

      • Berbagai struktur anatomis dalam rongga mulut mengalami perubahan ketika pasien menjadi edentulous. Bibir dan pipi tidak lagi disangga oleh gigi geligi dan tulang sehingga akan cenderung jatuh ke rongga mulut. Lidah akan meluas dan mengisi ruang yang dahulu ditempati oleh gigi.

        • Pada kondisi tersebut, terbentuk ruang pada rongga mulut pasien edentulous untuk ditempati oleh gigi tiruan yang disebut DENTURE SPACE.

          Untitled

      • Otot-otot yang bekerja pada denture space

        • Otot yang mendislokasi gigi tiruan ketika berfungsi

          • VESTIBULAR DISLOCATING MUSCLES
            • MASSETER MUSCLE

              Jika cetakan dibuat ketika otot masseter relaks, maka GT yang dibuat dari hasil cetakan tersebut akan cenderung untuk terlepas ketika otot ini berkontraksi (karena jaringan yang melapisi otot masseter akan bergerak ke anterior).

              Untitled

            • MENTALIS MUSCLE

              • Origin

                dari permukaan frontal mandibula antara tulang alveolar gigi insisif lateral dan canine eminence.

                Origin otot mentalis terletak dekat dengan puncak residual ridge. Dasar sulkus akan terangkat ketika otot mentalis berkontraksi sehingga kedalaman dan ruang vestibulum akan berkurang.

              Untitled

            • DEPRESSOR LABII INFERIORIS

              Origin: dari regio kaninus RB menuju bagian lateral origin otot mentalis lalu meluas ke anterior dan lateral ke arah sudut mulut.

              • Terletak dekat puncak residual ridge dan meluas ke bawah sulkus alveololabial. Oleh karena itu, ketika otot ini berkontraksi akan mengurangi denture space dengan menaikkan dasar sulkus alveolabial.
          • LINGUAL DISLOCATING MUSCLES
            • INTERNAL (MEDIALIS) PTERYGOID MUSCLE

              Origin: dalam fossa pterygoid dan serabut otot sejajar ke arah posterior, inferior dan lateral.

              Aktivitas otot pterygoideus medialis menentukan perluasan sayap GT RB di bagian lingual posterior denture space.

              Untitled

            • PALATOGLOSSUS MUSCLE

              Bagian lingual posterior denture space juga dipengaruhi aktivitas otot palatoglossus.

              Otot ini menurun dari palatum lunak menuju batas lateral lidah. Mukosa yang melapisi bagian bawah otot akan terangkat ke superior, anterior dan medial.

            • GENIOGLOSSUS MUSCLE

              Otot yang bermula dari genial spine dan terinsersi pada lidah. Ketika ujung lidah terangkat, tendon otot genioglossus dan frenulum lingualis akan meregang dan terangkat sehingga GT rahang bawah terlepas.

            • MYLOHYOID MUSCLE

              Otot mylohyoid membentuk dasar rongga mulut. Otot yang berada bilateral ini berasal dari mylohyoid line. Serabut anterior otot mylohyoid berjalan horisontal dimana serabut posterior berada di posisi vertikal

              Ketika kedua otot mylohyoid berkontraksi, dasar mulut terangkat dan lidah akan menekan palatum sehingga mempengaruhi denture space.

              Untitled

        • Otot yang memperbaiki posisi gigi tiruan dengan cara menekan permukaan secondary denture-bearing area.

          • VESTIBULAR FIXING MUSCLES

            • BUCCINATOR

              Bermula dari regio molar pada dasar prosesus alveolar di maksila, mandibula dan pterygomandibular raphe. Serabut otot meluas horisontal menuju modiolus yang terletak lateral dari sudut mandibula dan bibir atas dan bawah.

              Pipi akan menekan rahang ketika otot buccinator berkontraksi. Saat mengunyah dan menelan, otot ini berkoordinasi dengan otot mastikasi. Otot buccinator membantu memposisikan bolus makanan di antara gigi geligi dan mengembalikan bolus makanan yang terjatuh ke sulkus vestibulum ke permukaan oklusal gigi geligi.

              Untitled

            • Modiolus

              Modiolus terbentuk dari persilangan beberapa otot bibir dan pipi, termasuk otot orbicularis oris, buccinator, caninus, triangularis dan zygomaticus. Karena tidak satupun dari otot-otot tersebut yang mengandung serabut dengan perlekatan tulang lebih dari satu, otot-otot tersebut tergantung pada perlekatan modiolus agar terjadi kontraksi.

              Basis GT harus dikontur agar modiolus bergerak bebas. Pada regio premolar GT RB, dibuat sayap GT yang pendek dan sempit agar terjadi aktivitas yang menarik vestibulum ke superior dan modiolus ke medial berlawanan dengan GT.

            • ORBICULARIS ORIS MUSCLE

              Merupakan bagian sphincter (menyerupai cincin) anterior rongga mulut. Aktivitas otot terjadi ketika bibir ditekan ke gigi dan prosesus alveolar. Sama seperti otot buccinator, otot orbicularis oris aktif ketika mengunyah dan menelan.

              Untitled

          • LINGUAL FIXING

            • MUSCLES TONGUE

              Terdiri dari otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot ekstrinsic, originnya dari bagian eskternal lidah.

              Kontraksi lidah akan menyebabkan lidah bergerak sesuai relasinya dengan struktur rongga mulut lainnya. Otot intrinsik berada pada lidah dan aktivitasnya menyangga dan menyebabkan perubahan bentuk lidah.

              • Klasiikasi Posisi Lidah (Wright)

                • Kelas I

                  ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawah

                  Untitled

                • Kelas II

                  posisi lidah tertarik ke belakang

                • Kelas III

                  lidah menggulung ke belakang sehingga terlihat frenulum lingualis

                Untitled

              • Untuk menentukan posisi lidah pasien :

                Instruksikan pasien untuk membuka mulut secukupnya (serupa ketika pasien makan), hanya memperlihatkan permukaan oklusal gigi dan dorsal lidah.

                • Pada posisi ini, lidah berkontak dengan permukaan lingual basis GT dan dasar mulut berada di posisi normal → GT RB stabil.
                • Jika terlihat permukaan oklusal gigi, permukaan lingual basis GT dan anterior dasar mulut, maka lidah di posisi retraksi → GT tidak stabil, tidak ada retensi dan mudah terlepas.
      • PTERYGOMANDIBULAR RAPHE

        Tendon Pterygomandibular raphe meluas inferior dari pterygoid hamulus menuju regio retromolar. Ketika mulut terbuka lebar, pterygomandibular raphe akan meregang sehingga menjadi kaku dan menyerupai antara pterygoid hamulus dan retromolar pad. GT yang perluasan basisnya meluas hingga mengenai struktur ini akan mudah terlepas ketika mandibula membuka mulut lebar-lebar.

        Untitled

      • ACTIVE MUSCULAR FIXATION

        Ketika kekuatan lidah diarahkan pada GT RB maka GT akan mudah terlepas bila kekuatan tersebut tidak dilawan oleh kekuatan yang sama dari otot bibir bawah dan pipi. Aktivitas otot yang saling berlawanan ini digunakan untuk menstabilkan GT.

        Aktivitas yang serupa terjadi antara otot genioglossus dan otot orbicularis oris, dimana akan memperbaiki posisi GT RB dengan cara menekan bagian anterior GT.

      • PASSIVE MUSCULAR FIXATION

        Posisi GT RB dapat diperbaiki walaupun otot pipi, bibir bawah dan lidah dalam kondisi pasif. GT direposisi oleh beban/tekanan dari besar dan berat struktur otot tersebut juga oleh tekanan otot lidah.

        • Faktor lain yang membantu aktivitas tersebut yaitu:
          1. Kemiringan (konvergensi) permukaan poles
          2. Posisi permukaan poles tersebut yang terletak diantara pipi-bibir bawah dan lidah (neutral zone).
    • Keseimbangan permukaan oklusal yang saling berkontak (Occlusal balances).

      RELATIONSHIP OF OPPOSING OCCLUSAL SURFACES

      Apapun bentuk gigi posterior atau tipe oklusi yang digunakan, GT harus terbebas dari hambatan saat berfungsi (tetapi masih dalam jangkauan pergerakan fungsional pasien).

      Kontak prematur oklusal mengakibatkan distribusi beban pada GT tidak merata sehingga terjadi daya lateral dan torquing yang mempengaruhi stabilitas GT. Kontak gigi posterior pada relasi sentrik idealnya bilateral, simultan dan seimbang.

      • Bentuk oklusal gigi diklasifikasikan menjadi:
        • Anatomic (300 cusp)
          • Kelebihan
            • Penetrate food more easily.
            • Resist rotation of denture bases through cusp interdigitation.
            • Provide better esthetics.
            • Act as a guide for proper jaw closure.
          • Kekurangan
            • Precise jaw closure and base stability required for interdigitation.
            • Increased horizontal forces.
        • Semi anatomic (200 cusp)
        • Non anatomic (00 cusp)
          • Kelebihan
            • Does not lock the mandible in one position.
            • Less time consuming procedure.
            • Minimises horizontal stress .
            • Easier to arrange in cross bite
          • Kekurangan
            • Poor esthetics.
            • Decreased masticatory efficiency.
            • More difficult to get balanced occlusion.
      • Klasifikasi Oklusi Gigi Tiruan Lengkap
        • Balanced occlusion

          kontak oklusal gigi anterior dan posterior secara simultan dan bilateral posisi sentrik dan eksentrik.

          • Selama gerakan lateral gigi geligi posterior saling berkontak pada working side dan non working side (balancing side)

          Untitled

        • Monoplane occlusion

          pengaturan oklusal dimana gigi posterior memiliki permukaan pengunyahan yang tidak memiliki tinggi cuspal

          Untitled

        • Lingualized occlusion.

          bentuk oklusi gigi tiruan yang mengartikulasikan cusp lingual max.

          Untitled

    • INFLUENCE OF INCLINED PLANE

      Bidang miring (inclined plane) akan mengubah arah kekuatan yang bekerja dan menimbulkan ketidakstabilan. Ketika arah kekuatan yang bekerja pada penyangga (support) diterima pada sudut yang tepat maka tidak terjadi aksi bidang miring yang mengganggu stabilitas.

    • Pertimbangan

      • Arah kekuatan saat menutup mulut

        Karena efek kemiringan bidang tergantung pada arah kekuatan yang diterima oleh permukaan penyangga gigi tiruan, maka dalam hal ini arah penutupan mandibula berperan penting. Kekuatan mandibula saat menutup mulut, harus diarahkan pada sudut yang tepat terhadap permukaan yang berpotensi sebagai inclined plane.

        • Kekuatan yang bekerja dari relasi eksentrik ke relasi sentrik saat menutup mulut, cenderung untuk mentidakstabilkan gigi tiruan, dikarenakan adanya tarikan otot non vertikal dan pengaruh kemiringan bidang pada cusp gigi dan permukaan artikular salah satu atau kedua fossae glenoid yang miring.

        • Oleh karena itu, instruksikan pasien untuk menghindari pengunyahan pada gerakan protrusif dan lateral, serta membatasi pengunyahan lebih pada gerakan ke atas dan ke bawah.

        • Articular surface of glenoid fossa

          Permukaan artikular fosa glenoid yang menghadap ke belakang, memperlihatkan adanya kemiringan bidang bersamaan dengan bergesernya kondile mandibula ke porsterior ketika otot bergerak menarik mandibula ke atas.

          Permukaan articular fossa glenoid yang miring akan menghasilkan suatu kekuatan aksi yang harus dihindari. Misalnya pergeseran mandibula ke arah belakang ketika menggigit dapat dihindari dengan memposisikan kedua kondile pada tempatnya saat pasien menggigit. Sehingga pasien disarankan untuk mengunyah pada relasi sentrik agar GT stabil.

        Untitled

      • Sudut kekuatan yang bekerja pada area penyangga

        GT (Angle of opposing area of support) Ketika kekuatan penutupan mulut vertikal (vertical closing force) diarahkan pada area penyangga GT dengan sudut yang tepat maka tidak terjadi kekuatan horisontal yang dapat mengganggu kestabilan GT.

        Untitled

      • Posisi gigi artifisial dan bidang oklusalnya

        Gigi artifisial anterior dan posterior disusun sebisa mungkin pada posisi yang dulunya ditempati oleh gigi-gigi asli dengan sedikit modifikasi untuk memperbaiki estetik dan ungkitan atau leverages. Posisi superior-inferior dari bidang oklusal juga berpengaruh terhadap kestabilan GT.

        • Bidang oklusal mandibular yang terlampau tinggi atau superior, akan menggganggu kestabilan GT karena
          • Lateral tilting forces yang bekerja pada gigi gigi artifisial akan semakin besar bilda bidang oklusal ditinggikan
          • Bidang oklusal yang ditinggikan akan mencegah lidah bergerak melampaui permukaan oklusal untuk mencapai permukaan vestibulum bukalis. Sehingga mengganggu stabilitas, menyulitkan untuk mengontrol bolus makanan dan GT.
  • CONCLUSION

    Retensi dan stabilitas GT berperan penting dalam keberhasilan perawatan prostodontik.

    Faktor-faktor yang berkontribusi untuk mendukung retensi dan kestabilan GT, saling terkait.

    Saat melakukan perawatan GT, harus memperhatikan pembuatan permukaan GT agar tercapai retensi dan stabilitas GT yang optimal.

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now