Etiologi Maloklusi

shape image

Etiologi Maloklusi

 

ETIOLOGI MALOK.LUSI

(Dockrell,1952)

  • Macam Penyebab→ waktu terjadinya→ jaringan terkena→ Hsl kelainan

    • Penyebab

      • predisposisi, pencetus

      → herediter, perkembangan, trauma, agen fsk, kebiaasaan, penyakit, malnutrisi

    • Waktu terjadinya

      • prenatal, postnatal

      → trs menerus, terputus-putus, sesekali; variasi umur

    • Jaringan terkena

      • primer, sekunder

      → neuromuskular, gigi, tlg dan kartilago, jar lunak

    • Hasil kelainan

      → malfungsi, maloklusi, osseus displ, kombinasi

  • Profit, 2007

    • herediter
      • ukuran gigi
      • panjang dan lebar lengkung
      • gigi berdesakan
      • diastema
      • overjet
    • faktor lokal
      • gigi sulung tanggal dini
      • persistensi gigi sulung
      • trauma
      • pengaruh jaringan lunak
      • kebiasaan buruk
  • FAKTOR KETURUNAN/HEREDITER

    penyimpangan genetik dari aslinya→ tampak pada masa prenatal atau beberapa tahun setelah kelahiran

    Jaringan primer yang terkena pada kelainan dentofasial

    • Sistem neuromuskuler

      Anomali dalam→ ukuran, kekuatan, kontraktilitas, dan pola koordinasi neuromuskular pada otot wajah sekitar mulut, dan lidah

    • Gigi

      manifestasinya→ ukuran, bentuk, jumlah, mineralisasi, arah erupsi, dan posisi benih gigi, serta urutan erupsi

    • Tulang

      manifestasinya→ ukuran tulang, bentuk tulang, dan basis rahang, lokasi tulang, dan jumlah tulang yang ada

    • Jaringan lunak

      fasial cleft, microstomia, anomali frena dan ankyglossia

    Faktor keturunan yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya ukuran gigi, panjang dan lebar lengkung, gigi berdesakan dan diastema, overjet.

    Pengaruh herediter dapat terjadi pada disporpersi ukuran gigi dan lengkung rahang menyebabkan maloklusi berupa gigi berdesakan atau diastema multiple dan disporporsi ukuran, posisi, bentuk rahang menyebabkan relasi rahang tidak harmonis.

    • Pengaruh herediter dapat bermanifestasi dalam dua hal
      • Disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang menghasilkan malokusi berupa gigi berdesakan atau maloklusi berupa diatema multiple (Dishamorny Dental Maxiler)
      • Disproporsi ukuran, posisi, dan bentuk rahang atas dan rahang bawah yang menghasilkan relasi rahang yang tidak harmonis. Dimensi kraniofasial, ukuran, dan jumlah gigi sangat dipengaruhi faktor genetik atau herediter sedangkan dimensi lengkung geligi dipengaruhi oleh faktor lokal
    • Disharmony Dento Maksiler
      • Tipe berdesakan

        merupakan keadang yang sering dijumpai yaitu

        • ukuran gigi yang berukuran besar pada lengkung geligi yang normal, atau
        • ukuran gigi normal pada lengkung geligi yang kecil sehingga menyebabkan letak gigi berdesakan
      • Diastema menyeluruh

        tidak ada harmoni antara besar gigi dan lengkung gigi

        • ukuran gigi kecil dengan lengkung geligi yang normal
        • ukuran gigi normal dengan lengkung geligi yang besar
      • Tipe transitoir

        ketidakharmonisan erupsi gigi dengan pertumbuhan tulang yang menyebabkan gigi berdesakan

        DDM tipe ini bisa terkoreksi seiring bertambahnya usia karena adanya pertumbuhan tulang rahang sedangkan ukuran gigi tetap

        Pada kondisi ini tidak disarankan pencabutan karena akan menyebabkan diastema

      • Tanda klinis DDM tipe berdesakan di regio anterior

        • tidak ada diastema fisiologis pada geligi sulung
        • saat i1 permanen akan erupsi, gigi meresorpsi i1 sulung dan i2 sulung sehingga 12 tanggal prematur
        • i1 permanen tumbuh dalam posisi normal
        • pada saat i2 permanen akan erupsi meresorpsi C sulung sehingga C sulung tanggal prematur dan i2 tumbuh dalam letak normal namun C permanen ektostem. Atau I2 tidak meresorpsi C sulung tetapi tumbuh di palatal sedangkan C permanen tumbuh normal
      • Perawatan

        • fase geligi campuran (7 tahun)

          serial ekstraksi→ biasanya tanpa peranti ortho

        • fase geligi permanen (11-12 tahun)

          ekstraksi P, disertai pemakaian peranti ortho

  • KELAINAN JUMLAH GIGI

    Kelainan jumlah gigi yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya kelebihan jumlah gigi pada lengkung rahang biasanya dapat menyebabkan berdesakan dan kekurangan jumlah gigi dengan tidak tumbuhnya satu atau lebih elemen gigi secara normal (agenisi). Kelainan jumlah gigi dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lebih sering terjadi di RA dibanding RB

    • makrodontia

      berdesakan

    • mikrodontia

      multiple diastema

    • hipodontia

      M3, P2 bawah, I2 atas, P2 atas, I1 bawah, P1 atas dan bawah → perlu kerjasama dengan bagian prosthodonsia

    • oligodontia

      • ektodermal dysplasia
      • celah bibir dan langit-langit
      • Down syndrome
    • supernumerary

      cleidocranial dysostosis

    • Mesiodens

      memperlambat erupsi I1 atas permanen→ harus dicabut sedini mungkin→ tidak terjadi cacat perkembangan→ I1 biasanya bererupsi ke posisi normal

  • KEBIASAAN BURUK

    Kebiasaan buruk yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya menghisap ibu jari, mendorong lidah, menghisap bibir, bernapas melalui mulut, dil. Tulang merupakan jaringan yang responsive terhadap tekanan. Gangguan keseimbangan el ahaA IO dan EO akan menyebabkan maloklusi.

    • bernafas melalui mulut

      anak yang bernafas melalui mulut dapat disebabkan oleh alergi, tonsil, adenoid

      • anak tersebut cenderung menempatkan posisi lidah dibawah dasar mulut untuk memudahkan aliran udara
      • penempatan posisi lidah dibawha dasar mulut menyebabkan palatum menjadi sempit, sehingga lidah cenderung untuk ke depan atau ke samping diantara gigi atas dan bawah
    • kebiasaan mulut yang buruk

      kebiasaan mulut merupakan proses pembelajaran kontraksi otot dan proses alami yang kompleks

      • kebiasaan mulut normal merupakan bagian fungsi dentofasial yang berperan penting terhadap pertumbuhan normal wajah dan fisiologi oklusal
      • kebiasan mulut yang dilakukan anak berusia lebih dari 4/5 tahun disebut kebiasaan mulut yang buruk
      • hal tersebut akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan dentofasial. kebiasaan mulut yang buruk pada anak yang sering terjadi adalah menghisap jari dan mengigit bibir.

    Untitled

  • KEHILANGAN PREMATUR

    • Fungsi gigi sulung (desidui) adalah untuk pengunyahan, bicara, estetis. Juga yang terutama adalah menyediakan ruang untuk gigi tetap, membantu mempertahankan tinggi oklusal gigi-gigi awan (antagonis), membimbing erupsi gigi tetap dengan proses resopsi.Akibat premature los fungsi tersebut akan terganggu atau hilang sehinggadapat mengkibatkan terjadinya malposisi atau maloklusi.

    Untitled

  • LETAK BENIH SALAH

    menyebabkan erupsi gigi tidak pada lengkung yang benar. Secara klinis biasanya ditandai adanya rotasi atau versi.

    • Penyebutan letak gigi yang digunakan diantaranya sebagai berikut:
      • Versi : mahkota gigi miring kearah tertentu tetapi akar gigi tidak.
      • Infraoklusi : gigi yang tidak mencapai garis oklusi dibandingkan dengan gigi lain dalam lengkung geligi.
      • Supraoklusi : gigi yang melebihi garis oklusal dibandingkan dengan gigi lain dalam lengkung geligi.
      • Rotasi : gigi berputar pada sumbu panjang gigi, bisa sentris atau eksentris.
      • Transposisi i dua gigi yang bertukar tempat
      • Ektostema : gigi yang terletak diluar lengkung geligi
  • KELAINAN OTOT MULUT

    Kelainan otot mulut yang dapat menjadi kemungkinan etiologi karena tulang merupakan jaringan yang responsive terhadap tekanan. Peranan otot sangat menentukan. Bila terjadi malrelasi RA dan RB fungsi normal otot terganggu. Gangguan keseimbangan tekanan IO dan EO akan menyebabkan maloklusi.

    • Penempatan posisi lidah yang salah

      penempatan ujung lidah saat istirahat merupakan tanda awal yang harus diperhatikan

      • lidah yang diletakkan terlalu ke anterior, berada diantara gigi Insisif atas dan bawah di dalam rongga mulut
      • Posisi lidah tersebut tidak mungkin ditarik ke posterior dalam waktu seperlima detik saat proses penelanan normal

      Oleh karena itu, apabila penempatan posisi lidah yang salah dibiarkan akan menyebabkan perubahan pola penelanan normal

    • Pola penelanan yang salah

      Penempatan ujung lidah diantara gigi insisif atas dan bawah saat penelanan disebut tongue trust

      • Penempatan posisi lidah yang salah akan menahan bibir bawah berkontak dengan gigi atas

      Akibatnya menghalangi fungsi otot orbicularis oris sebagai penahan stabilisasi, sehingga otot tersebut menjadi lemah

    • Tonur bibir yang tidak kuat

      adekuat bibir atas dan bawah tetap berkontak dalam keadaan istirahat

      • fungsi bibir tersebut berperan sebagai penahan untuk gigi anterior. kekuatan tonus bibir yang normal adalah 4-6 lbs yang diukur dengan spring tension gauge.
      • Relasi bibir atas dan bawah yang tersbuka saat istirahat menunjukkan adanya ketidakseimbangan otot orofasial. Kekuatan tonus bibir yang tidak adekuat hanya 1-2,5 lbs. Selain itu tonus yang terlalu kuat (hipertonus) juga harus diperhatikan
      • Kelainan anatomi lidah adanya ankilosis, makroglosia dan ikatan frenulum yang rendah akan menganggu proses penelanan
  • KELAINAN PATOLOGIS

    Kelainan patologis yang dapat menjadi kemungkinan etiologi misalnya terdapat torus dan tumor pada rongga mulut.

  • DEFEK KONGENITAL

    Defek kongenital yang dapat menjadi kemungkinan etiologi berhubungan dengan keturunan misalnya oleft palate dan cleft lip. Pada unilateral cleft gigi pada daerah'sisi cleft tersebut biasanya crossbite, gigi RA malposisi, gigi I2 mungkin hilang atau bentuknya tidak normal.

  • Oklusi yang buruk (poor occlusion)

    Oklusi yang buruk dapat disebabkan oleh adanya keausan oklusal, kerusakan gigi akibat karies, atau hilangnya gigi karena pencabutan. Keadaan tersebut menyebabkan hilangnya kontak antara gigi atas dan bawah.

    Apabila terjadi kehilangan kontak gigi di posterior, maka lidah akan menempati ruang tersebut, akibtnya adlaah terjadi kegagalan fungsi otot masseter dan fungsi buccinator

  • LAIN-LAIN:

    • Gigi persistensi

      gigi sulung yang sudah melewati waktu tanggal tetapi tidak tanggal. Keadaan yang jelas menunjukkan gigi persistensi adalah apabila gigi permanen pengganti telah erupsi tetapi gigi sulungnya tidak tanggal.

    • Trauma

      trauma yang mengenai gigi sulung dapat menggeser benih gigi permanen. Bila trauma pada saat mahkota gigi permanen sedang terbentuk dapat terjadi gangguan pembentukan enamel, sedangkan bila mahkota gigi permanen telah terbentuk dapat terjadi dilaserasi (akar gigi mengalami distorsi bentuk/ bengkok)

    • Pengaruh jaringan lunak

      tekanan dari otot bibir, pipi dan lidah memberi pengaruh yang besar terhadap letak gigi. Tekanan yang berlangsung selama & jam dapat mengubah letak gigi. Bibir, pipi dan lidah yang menempel terus pada gigi hampir selama 24 jam dapat angat memengaruhi letak gigi.

DIAGNOSA MALOKLUSI

  • Cara menuliskan diagnosis

    Maloklusi klas... disertai... (kondisi maloklusi yang menyertai, ditulis dair kondisi yang paling parah

    eg: Maloklusi klas I disertai protrusi RA, berdesakan RB dan pergeseran garis median RA ke kanan

  • KLASIFIKASI MALOKLUSI MENURUT ANGLE

    • Klas I Angle

      • Relasi M neutroklusi

      • crowding, spacing, rotasi

      • 5 Tipe modifikasi

        1: Gigi anterior berjejal

        2: Gigi anterior protrusi

        3: gigi anterior crossbite

        4: gigi posterior crossbite

        5: mesial drifting gigi posterior

    • Kelas II Angle

      • Divisi 1
        • Relasi M distoklusi
        • Proklinasi insisiv maksila→ overjet>>
        • Ovebite dalam
        • aktivitas otot abnormal
      • Divisi 2
        • Relasi M distoklusi
        • Insisiv sentral RA berinklinasi ke palatal→ insisiv lateral lebih ke labial daripada insisiv sentral, overbite dalam
    • Klas III Angle

      • Relasi M mesioklusi

      • 3 tipe modifikasi

        1: Lengkung gigi atas dan bawah jika dilihat secara terpisah berada dalam aligment yang normal. Tetapi jika lengkung gigi dibuat beroklusi pasien menunjukkan alignment insisivus edge to edge, menunjukkan lengkng gigi mandibula bergerak ke depan

        2: Insisivus mandibula berjejal dan berada dalam hubungan lingual terhadap insisivus maksila

        3: Insisivus maksila berjejal dan dalam posisi crossbite terhadap anterior mandibula

  • Klasifikasi Dewey

    Dewey mengusulkan modifikasi maloklusi Angle kelas I menjadi 5 tipe dan maloklusi Angle kelas llI menjadi 35 tipe.

    • Kelas I Angle memiliki 5 tipe modifikasi, yaitu :
      • Tipe 1 : Gigi anterior berjejal
      • Tipe 2 : Gigi anterior Protrusi
      • Tipe 3 : Gigi anterior crossbite
      • Tipe 4: Gigi posterior crossbite
      • Tipe 5 : Mesial drilting gigi posterior
    • Kelas III Angle memiliki3 tipe modifikasi, yaitu :
      • Tipe 1

        lengkung gigi atas dan bawah jika dilihat secara terpisah berada dalam alignment yang normal

        Tetapi jika lengkung gigi dibuat beroklusi pasien menunjukkan alignment

      • Tipe 2

        Insisiyus mandibula berjejal dan berada dalam hubungan lingual terhadap insisivus

      • Tipe 3

        Insisivus maksila berjejal dan dalam posisi crossbite terhadap anterior mandibula

  • Cara menuliskan diagnosa:

    • Maloklusi klas .... disertai... (kondisi maloklusi yang menyertai, ditulis dari kondisi yang paling parah!

    • Contoh:

      Maloklusi klas I disertai protrusi RA, berdesakan RB dan pergeseran garis median RA ke kanan.

  • MACAM PERAWATAN

    • Tanpa pencabutan

    • Pencabutan seri

    • Pencabutan gigi permanen

      • Diskrepansi ruang < 5mm → tanpa pencabutan (tidak termasuk M3)
      • Diskrepansi ruang 5-9mm →diusahakan tanpa pencabutan
      • Diskrepansi ruang > 10 mm → pencabutan (tidak termasuk M3

      Untitled

  • KEBUTUHAN RUANG DIDAPAT DARI : " PENCABUTAN

    • Pencabutan
    • Ekspansi
    • Pengasahan interproksimal
    • Memajukan insisivus
    • Menegakkan molar
    • Kombinasi
  • Rencana Perawatan

    Berisi tahapan-tahapan gang akan dilakukan Saat memulai dan melakukan perawatan ortodonti. Ditulis SESUAI urutan Yang akan dilakukan mulai dari awal sampai akhir perawatan,

    • Contoh:
      • Perawatan pendahuluan
      • Koreksi protrusif RA
      • Koreksi diastema multipel RA dan RB
      • Koreksi pergeseran garis median RB
      • Koreksi gigitan dalam
      • Fase evaluasi
      • Fase retensi

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now