Prosedur PSA Permanen

shape image

Prosedur PSA Permanen

 

Anestesi

  • Control pain
    • Menciptakan pain-free treatment (tidak membuat pengalaman buruk bagi pasien)
    • Membuat pasien lebih tenang
    • Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap dokter gigi
    • Dokter gigi dapat bekerja dengan seksama tanpa terburu-buru
  • Methods of Pain Control
    • Obat-obatan

    • Inhalasi

    • Anestesi : Blok impuls saraf yang menghantarkan nyeri

    • Faktor yang mempengaruhi keberhasilan anestesi

      • Pasien
        • Kelebihan fisik pasien
        • Inflamasi jaringan yang dituju
        • Hipersensivitas
        • Kegagalan anestesi pada perawatan sebelumnya
      • Operator
        • Pendekatan priskologi
        • Penguasaan teknik anastesi
        • peralatan anestesi
        • Pengamatan dan intuisi
    • Bahan

      • Senyawa ester

        tetrakain, prokain

      • Senyawa Amida

        lidokain, prilokain, mepivakain

      • Lainnya

        fenol, benzilalkohool, etilklorida, cryofluoran

    • Indikasi

      • pasien kooperatif
      • dapat digunakan sesuai dengan yang digunakan pada daerah anatomi tertentu
      • Pada daerah injeksi tidak terdapat pembengkokkan
    • kontraindikasi

      • terdapat infeksi/ peradangan
      • anomali rahang
      • alergi
  • ANESTESI LOKAL PADA PERAWATAN SALURAN AKAR (Submucosal injection)
    • Primer

      Teknik primer → Infiltrasi lokal

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/9e9bcdfc-b483-468d-b3df-8febee223a44/Untitled.png

      • Cara yang paling mudah, aman dan cepat untuk menghasilkan anestesi guna pengambilan pulpa gigi.
      • Laruran anestetik efechelaktif dan tahan lama seperti lidocaine (Xylocaine) 2% dengan 1:100.000 epinephrine. Umumnya satu karpul (1,8 ml) sudah cukup

      → *mepivacaine 3% untuk penderita kardiovaskuler, klo lidocaine meningkatkan adrenalin

      • Injeksi pada mukosa hingga mencapai periosteal pada regio sekitar apeks gigi

      • Maxila

        • sistem infiltrasi, tingkat keberhasilan tinggi
        • tanda: kaku bibir bbrp menit, mencapai pulpa 3-5 menit. Durasi <60 menit. Ditambah dengan meningkatkan dosis pemberian larutan

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/a0b04110-fe61-4abb-b260-a308033f90db/Untitled.png

      • Mandibula

        • teknik inferior nerve block sering gagal sehingga harus siap memakai anastesi supplemental
        • tanda: kaku bibir 5-7 menit setelah penyunyikan, anastesi mencapai pulpa 10-15 menit. Durasi anestesi 2,5 jam

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/c345e91d-e618-436b-be21-3a8688374802/Untitled.png

    • Nerve block

      deponir larutan anestesi mendekati percabangan utama saraf

      Anterior Atas= lateralpapila insisive

      Posterior RA=

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/ddfbaf1c-6dd5-47a1-8c15-e584f114b8b0/Untitled.png

    • Teknik tambahan/ Suplemental

      untuk menguatkan anestesi primer karena jika gagal, reinjeksi anestesi primer akan percuma

      • Injeksi intra osseus (IO)

        Injeksi dilakukan ke dalam struktur tulang, setelah terlebih dahulu dibuat suatu jalan masuk dengan bantuan bur.

        terdiri dari dua komponen,

        1. Komponen utama :perforator membuat lubang kecil menembus pelat korteks
        2. Komponen lain :jarum injeksi ukuran 27 G untuk memasukkan larutan anestetik

        Kekakuan bibir terjadi dalam beberapa menit dan langsung mencapai pulpa. Tanda kegagalan→ menyemburnya kembali cairan anastesi dari lubang perforasi yang telah dibuat . Durasi 1 jam, dekat ligamen periodontal

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/16516483-4fbc-47b9-b045-15529e21cf97/Untitled.png

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/9293e95c-a7d7-4246-91fe-3b9947c74ae6/Untitled.png

        about 3 mm below the alveolar crest

      • Injeksi ligament periodonsium/ intra ligament (IL)

        menganastesi ligament periodontal gigi yang menjalani terapi endodontik sehingga menutup saraf pulpa

        menggunakan jarum pendek. saat injeksi harus terjadi resistensi untuk benar masuk. Onset langsung. Durasi pendek (10-20 menit)

        • Kekurangan: setelah anestesi pasien merasa sakit karena banyak jaringan periodontal rusak

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/a89ef117-fd04-41d5-9608-2c14e9aca4a5/Untitled.png

      • Injeksi intra pulpa (IP)

        → langsung ke pulpa (saat sdh perforasi)

        Bila injeksi IO dan IL tidak memberikan anestesi yang dalam dan jaringan pulpa masih terasa nyeri saat disentuh.

        • Kelemahan : rasa tidak nyaman pada pasien, Durasi singkat hanya sekitar 15-20 menit.

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/d4168eaa-9265-4072-9952-eb378ccc88cd/Untitled.png

    • MANAJEMEN ANESTESI PENYAKIT PULPA DAN PENYAKIT PERIRADIKULER

      • Gigi Posterior Maksila

        dosis awal untuk infiltrasi bukal digandakan (3,6 ml)

        • Lokasi injeksi bisa blok Alveolaris Superior Posterior bagi molar
        • Infiltrasi 0,5 ml anestetik pada bagian palatal akan meningkatkan anesthesi pulpa
        • Injeksi IP biasanya jarang dibutuhkan
      • Gigi Anterior Maksila

        • Injeksi dimulai ilfitrasi labial kadang disertai infiltrasi local di bagian palatal agar bertahan lama
        • durasi anestesi 1 jam

      percabangan N. trigeminal

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/52d9e9a6-56e1-485e-905b-b9416e21ec13/Untitled.png

      • Gigi Posterior Mandibula
        • Injeksi alveolaris inferior konvensional ditambah injeksi bukal.
        • Tambahkan injeksi IL atau IO secara rutin sebelum preparasi.
        • Jika masih nyeri, diberikan injeksi IL atau injeksi IP (bila pulpa sudah terbuka)
      • Gigi Anterior Mandibula
        • Infiltrasi lokal
        • Bila masih nyeri ditambahkan injeksi i IL atau IO

      mandibular block

      N. buccal, lingual, inferior

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/3103cb23-8a3d-453a-81dc-9eeca85138d1/Untitled.png

Prosedur PSA

https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/933e84c5-2e46-4e4f-a29b-8ad6beb57e49/Untitled.png

inflamasi, dibersihkan, isi, restorasi

  • Indikasi
    • Gigi dengan kelainan periapikal dan kelainan pulpa
    • Bila dibutuhkan sebagai penyangga gigi tiruan
    • Karies luas
    • Kondisi umum pasien baik
    • Mahkota gigi dapat direstorasi dengan baik
  • KONTRA INDIKASI
    • Fraktur akar
    • Kerusakan jar perio > 1/3
    • mobilitas derajat >2
    • gigi belum erupsi sempurna
    • apex terbuka
    • gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi akhir dengan baik
  • INSTRUMEN ENDODONTIK
    • A. Instrumen diagnostik

      Selain alat diagnostik standar (kaca mulut, pinset, sonde dan ekskavator), dibutuhkan juga alat sbb :

      • Alat bantu visual : lup, mikroskop
      • Tes vitalitas : tes termal, EPT
      • Radiografi : plain radiography, CT scan
    • B. Instrumen ekstirpasi

      • Barbed broaches
        • Terbuat dari kawat bulat dan runcing, permukaannya dibuat potongan bersudut untuk menghasilkan kait
        • Digunakan untuk mengambil jaringan pulpa dalam saluran akar.
        • Cara penggunaan : jarum dimasukkan perlahan ke saluran akar 2/3 PK, diputar 360⁰ untuk mengikat pulpa kemudian tarik keluar (reaming-1/2-1/4 putaran ditarik)
        • ungu-hitam kecil ke besar
        • ungu, putih, kuning, merah, ijo, biru, item
    • C. instrumen preparasi

      • Bur preparasi
        • round bur
        • endo access bur
        • fissure/tappered bur

      Preparasi saluran akar dapat menggunakan instrumen yang digerakkan manual, engine-driven maupun gabungan keduanya

      • Instrumen Manual

        K-file, Hedstrom file

      • Instrumen Engine-driven

        Vibratory : sonic dan ultrasonic

        Rotary : protaper, GGD

    • D. instrumen obturasi

      • Lentulo spiral - bisa manual motor
      • Spreader → kondensasi lateral
      • Root canal Plugger → menekan ke dalam yg ada garis penanda ukuran ketebalan
    • E. lain-lain

      • Apex locator

Tahapan

  • Preparasi / pembentukan saluran akar

    tindakan pengambilan jaringan pulpa serta membersihkan saluran akar dari jaringan nekrotik, debris, kuman, dan bahan organik, melebarkan saluran akar, dan menghaluskan dinding saluran akar sehingga memudahkan sterilisasi dan pengisian saluran akar.

    • Untuk evaluasi preparasi dilakukan foto trial.
  • Desinfeksi saluran akar

    Tujuan: untuk meningkatkan sterilisasi saluran akar setelah preparasi dan irigasi.

    Dilakukan medikasi intrasaluran ini untuk mengurangi atau bahkan membunuh semua flora mikrobial di dalam saluran akar juga mencegacprpmgh bakteri melakukan kolonisasi dan membantu penyembuhan jaringan periapikal.

  • Pengisian saluran akar

    • Tujuan pengisian saluran akar adalah untuk menciptakan penutupan yang rapat/hermetis sepanjang akar dari bagian makota sampai apeks bagian mahkota sampai apeks bagi keberhasilan jangka panjang.
    • pengisian harus hermetis dengan tujuan
      • Mencegah pertumbuhan kuman
      • Merangsang penyembuhan jaringan sekitar gigi
  • Pembukaan Jalan Masuk/ acess Opening/Cavity Entrance

    • tahu anatomi

    • Access opening ideal

      • menghilangkan atap pulpa
      • straight line acces → convenience form
    • Bentuk

      i= segitiga, p: ovoid, m:

      RB m:

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/ca617ec0-6926-4e89-a92e-768153ffb69a/Untitled.png

  • DWP

    Miller→ ukur akar

  • PENGUKURAN PANJANG KERJA

    Penghitungan panjang gigi dengan rumus (Grossman):

    PGS = PGF X PAS

             PAF
    
    • Keterangan:

      PGS = panjang gigi sesungguhnya

      PGF = panjang gigi pada foto

      PAS = panjang alat sesungguhnya

      PAF = panjang alat pada foto

    • Panjang kerja diukur 0,5-1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya

      • menghindari rusaknya penyempitan
      • saluran akar di apikal (apical constriction) atau masuknya alat
      • preparasi ke jaringan periapikal

PREPARASI SALURAN AKAR (Shaping+ irrigation)

  • What must to do

    File yang akan dimasukkan ke saluran akar selalu diulasi pelumas (EDTA) bersifat chelating agent

    Selama preparasi, tiap pergantian file selalu dilakukan irigasi pada saluran akar

    rekapitulasi=mencegah debris membuat buntu, to maximize debridement and minimize procedural errors

  • Apical configuration

    apical stop= complete barrier at the apex, dentine chips are packet → bentuk apex yg diinginkan setelah pembentukan

    apical seat= incomplete barrier at the apex

    open apex= no barrier

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/3714b554-0242-4ae6-97ef-f103410ae03a/Untitled.png

  • Teknik Preparasi

    • TEKNIK KONVENSIONAL

      untuk SA lurus dan lebar

      Teknik: reaming (puter tarik) 90-180

      • Tujuan

        hasil akhir yang diinginkan adalah terciptanya preparasi yang memiliki ukuran, bentuk dan ketirusan yang sama dengan instrumen standar.

      • Menggunakan K-file. Preparasi dilakukan berurutan dari nomor kecil hingga lebih besar dengan panjang kerja tetap sama.

      • Preparasi saluran akar

        • #15: panjang kerja (PK)
        • #20: PK
        • #25: PK
        • #30: PK
        • #35 dst : PK
    • S***TEP BACK***

      Teknik: filling (push and pull) motion, dari nomer terkecil MAF (Master Apical File)

      • Hasil preparasi berbentuk corong, untuk SA bengkok dan menyempit di apical

        preparasi bentuk corong: menjaga preparasi di apeks tetap kecil, tapi debridement tetap sempurna

      mengurangi kecelakaan kerja

      • apikal to coronal (kecil→ besar)
      • To produce a flared canal suitable for obturation by vertical/lateral condensation.
      • To produce a progressively larger apical to coronal taper throughout the canal.esp. in apical 1/3rd

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/2fde06de-ea98-4a93-aa9f-cae2c6e24f6a/Untitled.png

      • Istilah

        • FILE AWAL

          Menelusuri saluran kecil

        • FAU/MAF

          File Apikal Utama

          naik 2-3 nomer

        • FILE TERBESAR

          naik 3 nmr

      • Contoh Preparasi dengan MAF #35

        • #10-#35 : sesuai panjang kerja (PK)
        • #40 : PK – 1 mm
        • #45 : PK – 2 mm
        • #50: PK – 3 mm
      • keuntungan dibandingkan teknik konvensional, yaitu:

        a) Tidak begitu mudah menyebabkan trauma periapikal

        b) Memudahkan pengambilan lebih banyak debris

        c) Flare (pelebaran arah koronal) lebih besar yang dihasilkan instrumentasi memudahkan pemampatan kerucut guttaperca yang ditambahkan baik dengan metode kondensasi lateral maupun kondensasi vertikal.

        d) Saat pengisian, Tekanan kondensasi lebih besar dapat digunakan untuk mengisi saluran lateral dengan pasta saluran akar.

    • STEP DOWN

      Hasil preparasi berbentuk corong, untuk SA bengkok dan menyempit di apikal

      • coronal to apikal (besar ke kecil)
      • Preparasi aspek 2/3 koronal menggunakan GGD atau file nomor besar, kemudian preparasi apikal dengan instrumen file nomor kecil
      • memperlebar akses koronal dan 1/3 servik ke bengkokan saluran akar dengan GGD, mengurangi terjadinya step pada region apeks
    • Teknik Crown Down Presureless (CDP), dan stepdown

      coronal dulu

      • merupakan modifikasi dari teknik step back, menghasilkan preparasi berbentuk corong / tirus
      • menggunakan instrument endodontic Protaper.
      • orifice kecil dan akarnya bengkok

      The canal is enlarged and flared progressively from the crown downwards towards the apex of the tooth. The aim of this techique is to enlarge the canal down to the middle 1/3.

      • adv and disadv

        • advantages

          • Infected debris is removed from the more coronal portion of the canal and is thus not carried towards the apical part of the canal.
          • Access for penetration of irrigants is vastly improved.
          • Easier to determine the Working Length due to decreased friction of the file against the canal walls
          • Less likely to loose the working length
        • Disadv

          Over claring of coronal part of canal may lead to lateral perforation or weaking of tooth structure.

      • tahapan

        • Persiapan 2/3 koronal

          • Menggunakan K-file #8-#15 sepanjang 2/3 PK
        • Preparasi pada 2/3 koronal

          • File S1 (Shaping) sepanjang 2/3 PK. jika PK tdk dapat dicapai, terlebih dahulu menggunakan Sx
          • Konfirmasi dengan file #10-#15
          • Preparasi dengan S1, S2 sesuai PK
          • K-file #15 sepanjang 2/3 PK
        • Preparasi 1/3 apikal

          • Menggunakan file #20 sesuai PK, apabila terasa rapat, preparasi diselesaikan sampai dengan F1 (Finishing)
          • Apabila longgar, menggunakan file #25 dan preparasi dilanjutkan dengan F2 dst.
          • kuning merah biru
        • Ukuran Protaper

          kuning=20

          merah=25

          biru=30

          hitam=40

          kuning=50

      • ciri

        • progressive taper dengan penampang berbentuk convex triangular dan rectangular
        • hand useinstrument design convex triangular cross section(hand use Protaper),
        • rotary instrument design convex triangular cross section (rotary Protaper), dan
        • rotary instrument design rectangular cross section(ProtaperNext);
    • BALANCE FORCE

      • file ujung tumpul dan gerakan diputar (masukin searah jarum jam, ngeluarin lawan arah jarum jam)
      • saluran akar yang sempit, bengkok, bayonet (agak keriting/S)
      • Menggunakan NiTi Flex, gerakan steam wending yaitu file digerakkan searah jarum jam kemudian digerakkan setengah putaran berlawanan arah jarum jam
      • Preparasi sampai nomor 35 sesuai panjang kerja, kemudian preparasi bagian koronal dengan GGD

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/8cc55c90-92cd-49cb-9a2b-bf77bea16a9e/Untitled.png

  • Irigasi Saluran Akar

    • Cara
      • IRIGASI DENGAN SYRINGE

        • Disposable syringe 3cc atau 5 cc
        • Jarum irigasi ideal
          • side hole, mencegah debris terdorong ke apikal
          • ujung tumpul
          • dapat mencapai panjang saluran akar (diameter sesuai saluran akar)
          • dapat dibengkokkan
        • Jarum irigasi diukur + 2mm dari panjang kerja, kemudian deponir larutan irigasi
      • IRIGASI MANUAL DINAMIK AGITASI

        • Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan efek hidrodinamik dan meningkatkan perpindahan dan pertukaran larutan irigasi
        • Larutan irigasi dimasukkan ke dalam saluran akar
        • Master cone Gutta percha digerakkan naik-turun sepanjang saluran akar untuk menghasilkan efek hidrodinamik

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/20712cbb-1e05-454b-bade-d7578c8abe50/Untitled.png

      • ALAT IRIGASI DENGAN MESIN

        • ENDOACTIVATOR
          • Alat ini bekerja dengan getaran sonic
          • Cairan irigasi yang dimasukkan ke dalam saluran akar, akan digetarkan sehingga lebih efektif mencapai seluruh permukaan dinding saluran akar termasuk percabangannya
          • Model getaran seperti ini terbukti efisien untuk debridement saluran akar
    • BAHAN
      • H2O2 3% (Hidrogen Peroksida
        • Membentuk gas Onasen yang akan merusak mikroorganisme & melarutkan debris bersama buih yang terbentuk dari bahan organik.
        • Harus dikombinasi dengan bahan lain (Aquades) untuk menetralisir onasen.
      • Asam sitrat (10%. 25%, 50%)
        • Memiliki kemampuan membersihkan smear layer tapi antibakteri rendah
      • Chlorhexidin glukonat 0,2%-0,5%
        • Mempunyai sifat antimikroba (bakteriosid)
      • EDTA 17%
        • Dapat menghilangkan smear layer dan tidak meninggalkan debris pada permukaan dentin.
      • Sodium hypoclorit (NaOCL)
        • Sampai saat ini masih digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar karena mempunyai sifat anti mikrobial spektrum luas, melarutkan bahan organik dan jaringan nekrotik, sporisid, virusid, berfungsi sebagai pelumas (lubrikasi), mudah diperoleh.
        • Konsentrasi yang dianjurkan 2,6%-5,25% karena konsentrasi efektif un tuk digunakan pada terapi saluran akar.
        • Efek samping
          • nyeri spontan
          • rasa terbakar pada mukosa
          • ulcer
          • oedema jaringan lunak sekitar
          • anestesi/parestesi reversibel
          • ecchymosis
        • Pencegahan
          • Jarum irigasi lubang samping
          • Menempatkan jarum irigasi 2-3 mm dari panjang kerja
          • Suction yang adekuat
          • Isolasi menggunakan rubber dam
          • Membentuk artificial wall pada kavitas yang kehilangan dinding proksimal
          • Konsentrasi bahan sesuai batas aman
    • Syarat
      • bakteriosidal
      • non toksik
      • angkat smear layer

DESINFEKSI SALURAN AKAR (Cleaning)

  • Syarat

    1. Germisida dan fungisida yang efektif

    2. Tidak mengiritasi jaringan

    3. Tidak menodai struktur gigi

    4. Tetap stabil dalam larutan

    5. Memiliki efek antimikrobial yang bertahan dalam waktu lama

    6. Tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal

    7. Mampu dinonaktifkan dalam medium biakan

  • Bahan medikamen

    • Cresophen (klorofenol, hexachlorophene, thymol, dexametasone)

      • Pemakaian pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akut yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.
    • CHKM (klorofenol kamfer fenol)

      • Dapat mematikan kuman anaerob sampai 100%

      → yg kerja uapnya (3hari), pake tumpatan sementra

    • N2 (paraformaldehida, eugenol, fenilmerkurikborat)

      • Efek antimikrobial hanya sebentar, menghilang dalam waktu 7-10 hari
    • Calcium hidroxide

      • Dapat digunakan untuk pengobatan kasus nekrosis pulpa dengan eksudat yang berlebihan, atau kasus periapeks yang lain(granuloma, abses, kista)
      • bisa tinggal 10-14 hr
      • pus asam- caoh2 basa
    • Ledermix

      • Obat saluran akar yang mengandung kortikosteroid akan mengeliminasi gejala klinis. Dapat mengurangi radang namun menghambat pembentukan fibroblas dan antibodi.

Pengisian SA/ Obturasi

  • BAHAN PENGISI

    • Solid / padat,

      contoh : Guttap percha, kon perak

      • Sebagai bahan pengisi utama.
    • Semisolid

      • Pasta saluran akar
      • Sebagai bahan pengisi diantara bahan pengisi utama dengan dinding saluran akar dan menyempurnakan penutupan apeks gigi secara rapat.
  • SYARAT BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

    • Radiopaque
    • Tidak mengiritasi
    • Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
    • Tidak mengerut (hermetis)→ mencegah bakteri berkembang
    • Tahan kelembaban/tidak larut dalam cairan tubuh
    • Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi
    • Mudah dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan
    • Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal
  • tipe pasta saluran akar (sealer)

    Berbahan dasar:

    • zinc oxide/eugenol.

      misalnya: kerr sealer, grossman’s sealer, roths, tubliseal dan procosol

    • kalsium hidroksida.

      misalnya: apexit, dycal, life dan sealapex.

    • zinc oxide/kalsium hidroksida

      misalnya: crcs.

    • semen glass-ionomer

      misalnya: ketac endo, endion

    • silikon

      misalnya: lee endo-fill.

    • resin.

      misalnya: endorez, topseal, ah 26, roeko seal dan ah plus.

  • Tujuan

    mencegah infeksi berulang melibatkan anachoresis

  • Kenapa ditumpat sementara tiap kunjungan

    mempertahankan bentuk, mengurangi kepekaan, menjaga fungsi dan estetik

  • Kenapa sebatas orifice?

    sealer buat diskolorisasi

Teknik Obturasi

  • 1. Single cone

    • Indikasi

      untuk saluran akar yang relatif lurus

    • Keuntungan:

      • Tidak rumit,
      • alat sederhana,
      • menghasilkan obturasi yang baik,
      • mudah dirawat ulang,
      • adaptasi pada di dinding saluran akar baik,
      • dimensi stabil, dan
      • dapat dipreparasi untuk pasak.
    • Kerugian:

      • Kesulitan mengisi akar sangat bengkok, saluran akar lateral, apeks terbuka, dan resorpsi akar interna
      • relies heavily on sealer for fill; unless GP cone fits well you have high potential for recontamination of system
    • Teknik

      gutta percha sesuai file preparasi terakhir diulasi pasta saluran akar, dimasukkan sesuai panjang kerja kemudian dipotong sebatas orifice.

      1. select master cone

      2. fit to tug back

      3. radiograph to verify length (too long, use bigger cone or trim existing; too short, re-instrument the canal)

      4. coat length of MC with sealer, place to WL

      5. use heated plugger to burn off excess coronal GP to depth of 1mm below CEJ

      6. compact cone using plugger

      7. create post space if needed

      8. restore tooth with cotton pellet and temporary restoration or final resto w/o cotton

      9. final radiograph

  • Kondensasi lateral

    • Indikasi:

      Bisa untuk semua keadaan, kecuali pada saluran akar yang sangat bengkok, bentuk yang abnormal, atau adanya ketidakteraturan seperti resorpsi interna.

    • Keuntungan:

      • Relatif tidak rumit, alat sederhana, menghasilkan obturasi yang baik, mudah dirawat ulang, adaptasi pada di dinding saluran akar baik, dimensi stabil, dan dapat dipreparasi untuk pasak.
      • uncomplicated, simple armamentarium, good length control, seals well
    • Kerugian:

      • Kesulitan mengisi akar sangat bengkok, apeks terbuka, dan resorpsi akar interna
      • not a homogenous mass of GP in the fill
    • Teknik

      • gutta percha sesuai master apical file (MAF) diulasi pasta saluran akar,
      • dimasukkan sesuai panjang kerja kemudian gutta percha tambahan dengan no yang lebih kecil ditambahkan sedikit demi sedikit sambil dimampatkan ke arah lateral sampai saluran akar terisi penuh.
      • Selanjutnya gutta percha dipotong sebatas orifis.
      1. ensure canals are dry

      2. fit master cone (tug back)

      3. coat MC with sealer, seat to place

      4. place hand spreader or finger spreader

      5. rotate spreader into canal with some apical pressure

      6. remove spreader and place accessory point

      7. repeat as needed

      8. burn off excess at canal orifice

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/d9f5a820-0e5c-43e6-a6f6-18769aaba4de/Untitled.png

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/7f020aae-9f50-4512-b4e1-40856eeb5443/Untitled.png

  • Kondensasi vertikal

    • Indikasi:

      • Secara umum, dapat digunakan pada situasi yang sama dengan kondensasi lateral
    • Keuntungan:

      • Adaptasi yang baik antara guttapercha panas dan dilunakkan pada dinding saluran akar yang tidak teratur pada resorpsi interna

      adapts GP to irregular surfaces, homegenous mass

    • Kerugian:

      • Prosedur lebih rumit dan memerlukan waktu lama, ada resiko fraktur akar akibat penekanan ke arah vertikal
      • length control, more complex armamentarium
    • Teknik:

      • Master cone gutta percha dimasukkan sesuai panjang kerja ke dalam saluran akar yang telah diberi sealer

      • Ujung koronal master cone dipotong dengan instrumen panas

      • Plugger dipanaskan dan segera digunakan untuk menekan gutta percha di saluran akar

        https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/d70017e6-9142-42ef-9b9e-d1e355867a1f/Untitled.png

      1. ensure canals are dry

      2. fit master cone

      3. take MC radiograph

      4. coat apical half of MC liberally with sealer and place to WL

      5. Downpack using the HEATED system B instrument to the start of the canal curve or 5mm from WL (this can be done as one motion or in steps)

      6. with the heated system B at the desired length, let off the heat for a few sec, then apply heat and withdraw

      7. use plugger to condense softened GP

      8. take downpack radiograph

      9. backfill using - calamus, obtura, or B+L cordless unit

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/25e2791e-59e2-4c6d-8aff-49d37ec97e31/Untitled.png

  • Injeksi termoplastik

    • Keuntungan:
      • Menghasilkan kerapatan yang cukup jika digunakan pada kondisi tertentu (dapat mengisi saluran lateral pada semua celahnya)
    • Kerugian:
      • Tidak adanya kontrol panjang kerja, kurang dapat membawa guttapercha dengan tepat ke dekat foramen periapikal dan tidak melebihinya.
    • Teknik:
      • Menggunakan guttapercha khusus yang dipanaskan dan penyuntikannya ke dalam saluran akar menggunakan alat.
  • Seksional

    • Keuntungan:
      • Dapat mengisi ke arah apikal dan lateral
    • Kerugian:
      • Memakan waktu, sukar menarik kembali potongan guttapercha bila salurannya diisi berlebih, sukar memampatkan potongan guttapercha menjadi massa yang homogen.
    • Teknik:
      • Menggunakan suatu kerucut guttapercha untuk mengisi suatu bagian saluran akar. Dinding saluran akar dilapisi dengan semen, pluger dimasukkan ke dalam saluran akar 3-4mm.
      • Guttapercha dipotong menjadi beberapa bagian, masing-masing panjang 3 atau 4 mm kemudian di tempelkan pada plugger yang telah dipanasi, dan ditekan ke arah vertikal.
  • Guttapercha yang diplastiskan secara kimiawi/ teknik pelarut

    • Keuntungan:
      • Dapat mengisi kedalam saluran akal yang kecil dan berliku, ke tempat dimana bahan pengisi padat lainnya tidak dapat dimasukkan dengan baik.
    • Kerugian:
      • Ketidakmampuan untuk mengontrol pengisian berlebih, yang mengakibatkan reaksi jaringan periapikal dan pengerutan bahan pengisi setelah mengeras, dan menghasilkan penutupan apikal dan lateral yang tidak baik.
    • Teknik:
      • Guttapercha diberi pelarut kimiawi, seperti: kloroform, eukaliptol atau xylol. Guttapercha yang agak lembek dan sangat plastis, yang dapat didorong ke dalam saluran akar.
  • Gerakan FIle

    • Reaming

      putar, ada tahanan ditarik

      Reaming is defined as the clockwise cutting rotation of the file. Generally, the instruments are placed into the canal until binding is encountered.

      The instrument is then rotated clockwise 180 to 360 degrees to plane the walls and enlarge the canal space.

    • Filing

      atas bawah (push pull)

      Filing is defined as placing the file into the canal and pressing it laterally while withdrawing it along the path of insertion to scrape (plane) the wall. There is very little rotation on the outward cutting stroke. The scraping or rasping action removes the tissue and cuts superficial dentin from the canal wall. A modification is the turn-pull technique. This involves placing the fifi le to the point of binding, rotating the instrument 90 degrees and pulling the instrument along the canal wall

    • Watch winding

      puter balik

      Watch winding (“twiddling”) is reciprocating back and forth (clockwise/counterclockwise) rotation of the instru ment in an arch and is used to negotiate canals and to work files to place. Light apical pressure is applied to move the file deeper into the canal.

    • Circumferential filing

      gerakan menyikat dinding untuk menghaluskan saluran akar terakhir

      Circumferential filing is used for canals that are larger and or not round. The file is placed into the canal and with drawn in a directional manner sequentially against the mesial, distal, buccal, and lingual walls.

    • Recapitulation

      Recapitulation is accomplished by taking a small fifi le to the corrected working length to loosen accumulated debris and then flushing it with 1 to 2 ml of irrigant. Recapitulation is performed between each successive enlarging instrument regardless of the cleaning and shaping technique.

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now