Traumatic Ulcer (TU)

shape image

Traumatic Ulcer (TU)

 

  • Etiologi

    • Kebanyakan disebabkan oleh trauma mekanik yang memiliki hubungan sebab-akibat
      • LOKASI

        pada regio yang mudah terperangkap antara gigi-geligi seperti bibir bawah, lidah dan mukosa bukal

      • Riga-Fede Disease

        ulser traumatik pada daerah anterior dari lidah anak-anak dengan gigi susu

      • Protesa

        gigi palsu merupakan paling sering berhubungan dengan ulser traumatik baik akut maupun kronik

      • Kadang lesi juga dapat disebabkan “self-induced” karena kebiasaan abnormal  masalah psikologis  sulit didiagnosis dan memerlukan konseling psikologis

    • Juga dapat disebabkan faktor iatrogenik  akibat perawatan gigi seperti perlekatan cotton roll, tekanan saliva ejector, perlukaan oleh instrument
    • Faktor bahan-bahan kimia : akibat keasaman atau kebasaan atau aktifitasnya sebagai iritan lokal atau alergen kontak alat iatrogenik seperti aspirin burn dengan asam asetilsalisilat yang dapat mengiritasi mukosa, preparat pengetsa gigi, prosedur bleaching dengan hydrogen peroksida 30%
    • Luka bakar seperti Pizza burns yang disebabkan keju panas di palatum, iatrogenic seperti wax, hidrokoloid atau dental compound
    • Terapi radiasi pada kanker kepala dan leher
  • Trauma Mekanik

    • Ulser  kerusakan mekanis  kontak peralatan makan tajam, tergigit waktu mengunyah, berbicara bahkan tertidur, terluka pada waktu gosok gigi

    • Kerusakan juga dapat disebabkan luka bakar oleh termal, elektrik atau kimiawi

    • Trauma akut atau kronis pada mukosa ulserasi kadang butuh waktu sembuh lama, kadang hanya beberapa hari

    • HPA

      • gambaran unik kronik  ulserasi eosinofilik (traumatic granuloma, traumatic ulcerative granuloma with stromal eosinophilic [TUGSE],
      • eosinophilic granuloma of the tongue)  menghambat rx peradangan pseudo invasif  sulit berubah
    • Riga-Fede disease

      ulserasi pada bayi yang disebabkan oleh penyesuaian gigi anterior sulung pada saat menyusui

    • GAMBARAN KLINIS

      • Lokasi : lidah, bibir, mukosa bukal  trauma gigitan geligi; sedangkan gingiva, palatum dan mukobukal fold  iritasi

      • Urutan tempat : lidah, gingiva, mukosa bukal, dasar mulut, palatum dan bibir

      • Penyikatan >>> erosi linear sepanjang margin gingiva

      • Lesi  daerah eritema membatasi lesi fibrinopurulen membran kekuningan

      • Lesi dapat berkembang dari lesi bulat putih dibatasi area hiperkeratosis didaerah ulserasi

      • Dapat terjadi pada semua usia

      • Predominan pada pria

      • 1 minggu hingga 8 bulan

      • DIAGNOSIS BANDING

        Pyogenic granuloma

      • TERAPI

        • Menghilangkan sumber iritan seperti grinding gigi penyebab bila sering tergigit
        • Diclonine HCl untuk mengurangi rasa sakit
  • TRAUMA ELEKTRIK & TERMAL

    • ETIOLOGI
      • 2 penyebab utama  arsen dan stop kontak
      • Luka bakar stop kontak  ground yang baik,  dapat menyebabkan cardiopulmonary arrest dan berakibat fatal
      • Luka bakar elektrik menggunakan saliva sebagai konduktor dan sering terjadi akibat mengigit kabel
      • Luka bakar termal banyak disebabkan oleh mengunyah makanan panas  microwave seringkali berkaitan dengan lesi ini karena menghasilkan makanan yang dingin di luar namun panas di dalam
    • GAMBARAN KLINIS
      • Anak-anak < 4 tahun
      • Bibir hingga komisura
      • Pada awalnya tidak sakit, gosong, daerah kuning yang menghambat perdarahan sehingga tanpa perdarahan
      • Beberapa jam kemudian terjadi edema yang menetap hingga 12 hari
      • Hari ke-4  nekrotik, mulai terasa sakit, perdarahan dapat saja terjadi, gigi yang terkena menjadi nonvital, dengan atau tanpa nekrosis tulang alveolar disekitarnya, malformasi gigi yang sedang dalam masa pertumbuhan, paralisis nervus wajah pada voltase tinggi yang dapat sembuh dalam bbrp minggu-bulan
      • Jejas akibat makanan panas seringkali terjadi pada palatum dan mukosa bukal posterior, dengan gambaran daerah eritema dan ulserasi yang kadang menghambat penyembuhan sisa epitelium nekrotik pada perifer
    • PENATALAKSANAAN
      • Kebanyakan luka bakar dapat sembuh tanpa perawatan, sehingga perawatan dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi
      • Membutuhkan imunisasi tetanus untuk mencegah infeksi
      • Antibiotik profilaksis seperti penisilin untuk mencegah infeksi sekunder pada kasus yang parah
      • Dapat terjadi microstomia akibat kesulitan membuka mulut oleh skar yang ditimbulkan selama proses penyembuhan  rekonstruksi bedah
  • Trauma Kimiawi

    • kerusakan akibat berkontak dengan bahan kimiawi atau obat
    • Penyebab seperti aspirin, sodium perborate, hydrogen peroxide, gasoline, turpentine, alkohol,asam baterai, dll
    • Pada pasien perawatan psikiatrik seringkali terjadi karena aspirin dan obat psikoaktif (chlorpromazine dan promazine)
    • Aspirin (tablet /powder) menyebabkan nekrosis
    • H2O2 dengan konsentrasi lebih dari 3% menyebabkan nekrosis epitel
    • Perak nitrat (dahulu untuk ulser aftosa) menyebabkan nekrosis jaringan bila lebih luas dari 2x2 cm membutuhkan terapi bedah Fenol untuk sterilisasi kavitas dan material kauter menyebabkan “canker sore”, nekrosis mukosa yang luas dan (jarang sekali) kehilangan tulang dibawahnya (konsentrasi 0,5%)
    • Material endodontik  beberapa material endodontik berbahaya karena berpotensai merusak jaringan atau injeksi ke jaringan keras yang mengakibatkan penyebaran ke jaringan lebih dalam dan nekrosis Karena sulitnya memperoleh anestesi pada beberapa pasien dengan root canal terapi, maka banyak digunakan paraformaldehid untuk devitalisasi inflamasi pulpa
    • Nekrosis gingiva dan tulang merupakan konsekuensi bocornya material dari kamar pulpa ke jaringan sekitar kemungkinan kerusakan jaringan dapat dikurangi dengan menggunakan rubber dam, menghindari tekakan yang berlebihan selama aplikasi, menjauhkan jarum suntik dari apex
    • GAMBARAN KLINIS
      • Mukosa yang terdapat daerah kerutan putih pada superfisialnya, bila diangkat lapisan epitelium nekrotiknya mennggal kemerahan, perdarahan jaringan ikat akan tampak ditutupi lapisan kekuningan berupa membran fibrinopurulen
      • Mukosa berkeratin lebih resisten dibandingkan dengan mukosa nonkeratin
      • Penggunaan rubber dam mengurangi risiko tersebut
      • Penggunaan cotton roll yang berfungsi mencegah kebocoran dapat menyebabkan jejas pada mukosa oleh penyerapan bahan kimia yang digunakan dan juga menyebabkan jejas akibat melepaskan perlekatan cotton roll kering secara cepat yang disebut dengan cotton roll burn
    • PENATALAKASANAAN :
      • Tindakan pencegahan yang utama yaitu langsung menelan aspirin sehingga tidak berkontak dengan mukosa oral, berkumur setelah pemakaian obat,
      • Luka dapat sembuh 10-14 hari tanpa meninggalkan jaringan parut Untuk proteksi sementara,beberapa klinisi merekomendasikan menggunakan pelembab pasta atau hidroxyprophyl cellulose Diclonine HCl untuk mengurangi sakit
      • Bila area nekrosis yang terkena luas perlu dilakukan debridement dan antibiotik untuk mempercepat penyembuhan dan mencegahan penyebaran infeksi
    • DIAGNOSIS
      • Berdasarkan pemeriksaan klinis dan riwayat penyakit
      • DD/ syphilis, tuberculosis, infeksi jamur dalam dan keganasan
  • Gambaran Klinis

    Untitled

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now