Analisis model Studi, Klasifikasi Oklusi

shape image

Analisis model Studi, Klasifikasi Oklusi

 

Ortho 2 #1: Analisis Model Studi : Relasi (Gigi Anterior, Sagital, Transversal, Vertikal A P)

  • Relasi anterior

    • overjet/ jarak gigit

      • jarak horizontal antara insisal insisivi atas dengan bidang labial insisivi bawah.
      • Nilai normal 2-4 mm.
        • Jarak gigit pada gigitan silang anterior diberi tanda negatif, misalnya -2 mm. Pada relasi edge to edge jarak gigit 0 mm.
      • Cara pengukuran
        • Instruksikan pasien untuk relasi sentris atau posisikan model sesuai relasi sentris pasien

        • Ukur jarak antara ujung insisal insisif RA ke permukaan labial insisif RB

          Untitled

    • overbite

      • jarak vertikal antara insisal insisivi atas dengan insisal insisivi bawah.

      • Nilai normal 2-3 mm

        • Tumpang gigit yang bertambah menunjukkan adanya gigitan dalam (deep bite).
        • Pada gigitan terbuka (open bite) tidak ada overlap dalam jurusan vertikal, tumpang gigit ditulis dengan tanda negatif, misalnya -3 mm.
        • Pada gigitan tonjol (edge to edge) tumpang gigitnya 0 mm.
      • Cara pengukuran

        • Instruksikan pasien untuk relasi sentris atau posisikan model sesuai relasi sentris pasien
        • Proyeksikan ujung insisal insisif RA ke permukaan labial insisif RB, tandai dg pensil
        • Ukur jarak antara ujung insisif RB dengan garis tersebut dengan penggaris/ kaliper

        Untitled

  • Relasi sagital

    • Relasi Molar
      • Neutroklusi

        Cusp mesiobukal M1 RA permanen terletak pada bukal groove M1 RB permanen

      • Distoklusi

        Cusp distobukal M1 RA permanen terletak pada bukal groove M1 RB permanen

      • Mesioklusi

        Cusp mesiobukal M1 RA permanen terletak pada cusp distal M1 RB permanen.

      • Gigitan tonjol (cusp to cusp)

        Cusp mesiobukal RA permanen beroklusi dengan cusp M1 RB permanen

      • Tidak ada relasi

        Bila salah satu M1 permanen tidak ada misalnya karena telah dicabut, atau bila pada kaninus permanen yang belum erupsi.

        Untitled

  • kaninus kiri

    • neutroklusi

      • Cusp C RA berada diantara C dan P1 RB
    • distoklusi

      • Cusp C RA berada diantara C dan I2 RB
    • mesioklusi

      • Cusp C RA berada diantara P2 dan P1 RB
    • edge to edge

      Cusp C RA berada di cusp C RB

    Untitled

    • molar kanan
      • [x] neutroklusi
      • [ ] distoklusi
      • [ ] mesioklusi
      • [ ] gigitan tonjol
      • [ ] tidak ada relasi
  • Relasi Transversal

    • hubungan gigi posterior dalam arah trasversal dengan melihat letak kesalahan

      1. Normal/ gigitan fisura luar RA: cusp mesiobukal bawah tepat di groove / fissure m1 atas
      2. gigitan tonjol
      3. gigitan fisura dalam RA
      4. gigitan fisura luar RB
      5. gigitan silang total luar ra/ silang total dalam RB/ scissor bite: Yang atas lebih ke bukal atau yang bawah lebih ke lingual dalam 1 gigi = gigitan silang total
      6. gigitan silang total dalam RA/ silang total luar RB

      Untitled

  • Relasi Vertikal

    • Anterior

      Hubungan gigi anterior dan posterior dalam arah vertikal. Relasi vertikal normal jika tumpang gigit (overbite) normal.

      • normal: overbite normal

      • gigitan terbuka/ open bite: overbite negatif

      • gigitan dalam: overbite > 2-3mm

      • gigitan tonjol/ edge to edge: overbite = 0

        Untitled

    • Posterior

      Relasi vertikal posterior normal jika tidak ada gigitan terbuka di regio posterior.

      • Normal
      • Gigitan Terbuka

      Untitled

  • Bentuk Lengkung Gigi

    Ditentukan oleh puncak lengkung (C-C) dan Kaki Lengkung (C ke posterior)

    • Oval/ ellipsoid

      • puncak lengkung berbentuk kurva
      • kaki lengkung sedikit konvergen ke posterior
    • Parabola

      • puncak lengkung: kurva
      • kaki lengkung: sedikit divergen ke posterior

      Untitled

    • Segi tiga/ tappered

      • puncak lengkung: sudut
      • kaki lengkung: divergen kke posterior
    • Segi empat

      • puncak lengkung: datar/flat
      • kaki lengkung: relatif paralel ke posterior

      Untitled

    • omega

      • puncak lengkung: kurva
      • kaki lengkung: konvergen di molar kemudian divergen
    • lyra

      • puncak lengkung: kurva
      • kaki lengkung: konvergen di premolar kemudian divergen
  • Pergeseran Gigi Trasnversal-Sagittal

    • Mengukur kesimetrisan lengkung gigi dalam arah transversal dan sagittal

      • Symmetograph diletakkan di atas permukaan oklusal gigi dengan orientasi mid palatal raphe
      • Kedudukan gigi di kuadran kiri dengan kanan dibandingkan dalam arah sagital dan transversal
      • Berdasarkan hasil analisis ini dapat diketahui gigi geligi di kuadran mana yang memerlukan perbaikan, ekspansi, atau pencabutan untuk mengembalikan kesimetrisan lengkung

      Untitled

  • Pergeseran midline

    • Definisi

      Midline/garis median pada gigi rahang atas merupakan pertemuan antara kontak mesial kedua gigi insisivus pertama

    • RA

      menghubungkan titik pertemuan rugae palatina kedua kiri kanan dengan titik tengah pada fovea palatina pada daerah posterior palatum (melewati sutura palatina)

      → puncak symmeto tepat diantara fovea palatina dan frenulum labial

    • RB

      membuat titik pada perlekatan frenulum labial dan lingual

      → dengan frenulum labial dan lingual

      Untitled

    1. Posisi gigi pada lengkung
    • posisi masing2 di lengkung RA dan RB
    • Jenis Malposisi
      • Elongasi/ ekstrusi/ supraversi/ supraklusi

        gigi lebih tinggi dari garis oklusi

      • Depresi/ intrusi/ infraklusi

        gigi lebih rendah atau tidak mencapai bidang oklusi

      • Transversi

        posisi gigi berpindah dari kedudukan normal

        • Macam transversi
          • Mesioversi: gigi lebih ke mesial dari normal.

          • Distoversi: gigi lebih ke distal dari normal.

          • Bukoversi: gigi lebih ke bukal dari normal.

          • Palatoversi: gigi lebih ke bukal dari normal.

          • Linguoversi: gigi lebih ke lingual dari normal.

          • Labioversi: gigi lebih ke labial dari normal.

          • Transposisi: :gigi berpindah posisi erupsinya di daerah gigi lainnya.

          • Aksiversi

            gigi seakan berpindah, tapi ujung sumbunya pada akar tetap

          • Rotasi/Torsiversi

            gigi berputar terhadap sumbunya.

            Untuk keadaan ini harus dilihat: sisi mana dan ke arah mana gigi tersebut berputar

      • Rotasi /Torsiversi

        • posisi gigi yang berputar pada sumbu panjangnya

        • Rotasi sentris

          bila sumbu perputaran gigi terletak di tengah gigi dan kedua sisi proksimal berputar

        • Rotasi eksentris

          bila sumbu perputaran gigi tidak terletak di tengah gigi dan hanya satu sisi proksimal yang berputar

      • Ektopik/eksostema

        gigi tidak pada tempatnya, dan condong ke arah apikal

        → Sering terjadi pada gigi caninus yaitu giginya gingsul

    1. Kelainan Kelompok Gigi
    • Protrusi

      • kelainan kelompok gigi anterior atas yang sudut inklinasinya terhadap garis maksila ka>110.
      • Untuk rahang bawah sudutnya >90 terhadap garis mandibula
    • Retrusi

      • anterior sudut inklinasinya terhadap garis maksila <110
      • RB: <90
    • Berdesakan

      gigi yang letaknya berjejal

    • Diastema

      terdapat ruang diantara dua gigi berdekatan

      → ada ruang diantara 2 gigi yg berurutan

    • Supraposisi

      kelompok gigi yang letaknya melebihi garis oklusi/superior terhadap garis oklusi

    • Infraposisi

      gigi yang letaknya tidak mencapai oklusi/ inferior terhadap garis oklusi


Klasifikasi Oklusi ( Angle, Dewey)

  • ANGLE CLASSIFICATION

    • Class I (Netroklusi): cusp mesio-buccal M1 RA beroklusi pada groove buccal M1 RB

    • Class II (Distoklusi): cusp disto-buccal M1 RA beroklusi pada cusp mesial M1 RB

      • Class II div 1: Proklinasi insisiv maksila (overjet besar). Overbite yang dalam dapat terjadi pada regio anterior
      • Class II div 2: I1 RA yang berinklinasi ke lingual sehingga I2 lebih ke labial daripada I1, deepbite anterior

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/c036779e-c4c7-47e8-b8cf-8d0387ef358d/Untitled.png

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/e722d279-1eb5-4df1-a542-8c676a616627/Untitled.png

    • Class III

      Mesiobukal cups M1 RA permanen beroklusi pada interdental antara M1 dan M2 RB permanen

      • True Class III

        genetik yang dapat disebabkan karena:

        • Mandibula yang sangat besar, terletak lebih ke depan
        • Maksila yang lebih kecil daripada normal, retroposisi
        • Kombinasi penyebab di atas
      • Pseudo Class III

        kebiasaan pergerakan ke depan dari mandibula ketika rahang menutup, dapat disebabkan prematur kontak dan prematuer loss

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/c3cbdf21-07a7-4584-a6fa-9756b99dd0cd/Untitled.png

  • DEWEY'S MODIFICATION OF ANGLES CLASSIFICATION

    • Kelas I modifikasi Dewey

      Tipe 1: Gigi anterior berjejal

      Tipe 2: Gigi anterior protrusi

      Tipe 3: Gigi anterior crossbite

      Tipe 4: Gigi posterior crossbite

      Tipe 5: Mesial drifting gigi posterior

    • Kelas III modifikasi Dewey

      Tipe 1: edge to edge: Lengkung gigi atas dan bawah jika dilihat secara terpisah berada dalam alignment yang normal. Tetapi jika lengkung gigi dibuat beroklusi pasien menunjukkan alignment insisivus edge to edge, menunjukkan lengkung gigi mandibula bergerak ke depan.

      Tipe 2: crowding Incisivus RB dan berada dalam hubungan lingual terhadap insisivus maksila.

      Tipe 3: crowding insisivus RA dalam dan dalam posisi crossbite terhadap anterior RB.

Post a Comment

© Copyright 2019 DENTSIVE: materi dan soal kedokteran gigi

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now